Presiden Jokowi Resmikan Kawasan Industri Terpadu Batang: Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Lapangan Kerja
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) meresmikan operasional Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. (Foto ist: BPMI Setpres) --
KORANENIMEKSPRES.COM,-- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan operasional Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah pada 26 Juli lalu.
Dalam pidatonya, Presiden menggarisbawahi tantangan global yang dihadapi Indonesia sejak 2019, termasuk ketegangan geopolitik akibat perang dagang antara Amerika Serikat dan China, serta pandemi COVID-19 yang melanda dunia pada tahun 2020.
Presiden Jokowi melihat tantangan tersebut sebagai peluang besar bagi Indonesia.
"Di tengah kesulitan dan tantangan, ada kesempatan besar yang bisa kita raih, asalkan kita mau bekerja keras," ujar Jokowi.
BACA JUGA:Jakarta dan IKN Siap Rayakan Kemerdekaan HUT RI ke-79
Ia menekankan bahwa kondisi global telah mendorong relokasi industri dan pabrik ke negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi yang baik, inflasi rendah, dan stabilitas ekonomi serta politik yang kuat.
"Indonesia memiliki semua faktor tersebut, dan ini menjadi daya tarik bagi para investor. Namun, kita harus cepat dalam mengambil dan melaksanakan keputusan agar peluang ini tidak hilang," tambahnya.
Presiden juga menyoroti kemajuan Indonesia di kancah internasional, di mana peringkat World Competitiveness Index negara ini melonjak ke posisi 27.
Faktor-faktor seperti performa ekonomi, efisiensi pemerintah, dan kesiapan infrastruktur telah berkontribusi terhadap pencapaian ini.
BACA JUGA:Dukungan Masyarakat Semendo Harapan Kemenangan Pasangan HNU-LIA di Pilkada Muara Enim 2024
KITB di Batang direncanakan mencakup total area seluas 4.300 hektare.
Kawasan ini diharapkan dapat menampung berbagai industri dan membuka lapangan kerja bagi sekitar 250.000 pekerja.
"Tujuan kita adalah membuka sebanyak mungkin lapangan kerja bagi rakyat kita. Saat ini, investasi yang masuk sudah mencapai Rp14 triliun, mencakup sekitar 19.000 pekerja," kata Jokowi.
Presiden juga menyatakan bahwa tahap awal pembangunan mencakup 400 hektare, yang telah diminati dan penuh.