Aksi Bullying Sebagai Bahan Bercanda di Lingkungan Sekolah Bukti Kualitas SDM dan Etika Pelajar Anjlok
Penulis: Rapika, siswa SMK Bina Mulya Tanjung Enim. Maraknya Aksi Bullying Sebagai Bahan Bercanda di Lingkungan Sekolah Bukti Kualitas SDM dan Etika Pelajar Semakin Anjlok. Foto: rapika--
Oleh: Rapika (SMK Bina Mulya Tanjung Enim)
KORANENIMEKSPRES.COM - Bullying berupa pelecehan verbal, perundungan, dan kekerasan di wilayah sekolah semakin merajalela.
Banyaknya pula pelajar yang menormalisasikan bentuk bullying sebagai bahan bercanda, membuat orang tua dan masyarakat kerap cemas dan mulai merasa bahwa kualitas etika, empati dan adab yang dimiliki generasi muda sekarang terus menurun dan perlu pencegahan.
Steatment tersebut tak bisa disalahkan dan dibantah sepenuhnya, karena fakta yang ada memang menjelaskan seperti itu adanya.
Banyaknya berita tersiar mengenai kasus bullying pada remaja, telah membuktikan bahwa kualitas SDM dan adab pelajar memang benar-benar perlu diberi perhatian khusus.
BACA JUGA:Ikutan Yuk! Lomba Menulis Artikel Hadiahnya Uang Jutaan Rupiah
Etika dan adab bukan hanya harus ditujukan pada orang yang lebih tua seperti pengajar, pembimbing dan orang tua, tapi juga harus diterapkan pada teman-teman di Sekolah.
Perkataan yang melontarkan kalimat ejekan seperti postur tubuh, warna kulit, tekstur wajah dan lain sebagainya merupakan salah satu bentuk bullying.
Pelajar memang akan cenderung menganggap itu bahan candaan dan akan meresponnya dengan tawa, tetapi korban yang terus-terusan mendapat perkataan itu akan mulai merasa insecure dan mulai membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain.
Orang yang kuat mental mungkin akan berusaha merubah diri dengan semangat, tapi ada juga orang yang tergolong mudah kepikiran dan akhirnya memilih mengakhiri hidup karena tak tahan akan beban mental.
BACA JUGA:Bullying di Sekolah dan Dampaknya Bagi Pelajar
Karakter pelajar yang mencemooh orang lain bisa terjadi akibat faktor kurang nya perhatian oleh keluarga di rumah, pengaruh lingkungan sekitar, kurang nya ilmu, pergaulan yang tidak baik, dan kurang nya mendapat pujian-pujian oleh orang tua.
Pelajar yang merasa kesepian di rumah akan cenderung mencari perhatian teman-temannya disekolah dengan cara bercanda, tapi akibat tidak berpikir dua kali sebelum bertindak membuat kata-kata cemooh lantas keluar dari mulut.
Faktor internal yang juga mengakibatkan anak tidak dapat memahami perasaan orang lain dan kurang empati, yaitu kurang nya parenting orang tua yang lupa mengajarkan pula pada anaknya untuk mengontrol emosi dan membangun stimulasi.