Khadijah: Cinta Abadi Rasulullah SAW dan Kain Kafan dari Surga
Kisah haru wafatnya Khadijah, istri Rasulullah SAW, dan kain kafan dari surga yang dibawa Malaikat Jibril.(foto ist/ilustrasi)--
KORANENIMEKSPRES.COM,---Kepergian Siti Khadijah, istri tercinta Rasulullah SAW, meninggalkan luka yang mendalam di hati beliau.
Kehilangan Khadijah dan pamannya, Abu Thalib, dalam waktu yang berdekatan menjadikan tahun itu dikenang sebagai "Amul Huzni"—tahun penuh kesedihan dalam kehidupan Rasulullah SAW.
Malaikat Jibril Membawa Kabar dari Langit. Tidak lama setelah Khadijah wafat, Malaikat Jibril datang dari langit, menyampaikan salam dan membawa lima helai kain kafan.
Rasulullah SAW menyambut salam Jibril dan bertanya, "Untuk siapa sajakah kain kafan ini, wahai Jibril?"
BACA JUGA:Kinerja Angkutan Kereta Api Barang Terus Meningkat, KAI Lakukan Investasi di Sumbagsel
Jibril menjawab, "Kain kafan ini untuk Khadijah, untukmu wahai Rasulullah, Fatimah, Ali, dan Hasan.
" Namun, setelah menyampaikan ini, Jibril terdiam dan air mata mulai mengalir di pipinya.
Melihat Jibril menangis, Rasulullah SAW bertanya, "Mengapa engkau menangis, wahai Jibril?"
Dengan suara berat, Jibril menjawab, "Karena cucumu yang satu, Husain, tak akan memiliki kain kafan. Dia akan dibantai dan dibiarkan tergeletak tanpa dimandikan."
BACA JUGA:Mengintip Keunggulan Kereta Panoramic KAI, Fasilitas Modern dengan Pemandangan Luar Biasa
Kata-kata Jibril ini menambah duka di hati Rasulullah SAW.
Beliau kembali memandang wajah Khadijah, yang telah meninggalkan dunia dengan penuh cinta dan pengabdian, lalu berkata dengan penuh rasa kasih, "Wahai Khadijah, istriku yang tercinta.
Demi Allah, aku takkan pernah menemukan istri sepertimu.
Pengabdianmu kepada Islam dan diriku sungguh luar biasa. Allah Maha Mengetahui setiap amalmu.