Menteri Agama Resmikan Gedung Pusat Percetakan Al-Qur’an
Menag Nasaruddin Umar secara resmi meluncurkan operasional Gedung Pusat Literasi Keagamaan Islam (PLKI) Unit Percetakan Al-Qur’an (UPQ) Kemenag. Foto: kemenag--
NASIONAL, KORANENIMEKSPRES.COM,- Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar secara resmi meluncurkan operasional Gedung Pusat Literasi Keagamaan Islam (PLKI) Unit Percetakan Al-Qur’an (UPQ) Kementerian Agama di Bogor pada Rabu 4 Desember 2024.
“Gedung ini tidak hanya berfungsi sebagai percetakan Al-Qur’an, tetapi juga menjadi pusat literasi keagamaan. Beragam fasilitas, seperti perpustakaan, ruang konferensi, wisata spiritual, hingga sarana yang ramah bagi keluarga, tersedia di sini untuk mendukung pendalaman Al-Qur’an,” ungkap Menag.
Ia juga menyoroti manfaat percetakan ini untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan Al-Qur’an, terutama di daerah terpencil.
“Melalui kantor-kantor urusan agama (KUA), distribusi Al-Qur’an ke pelosok dapat dilakukan lebih cepat. KUA juga membantu kami mengidentifikasi kebutuhan terkait kitab suci dan guru mengaji,” jelasnya.
BACA JUGA:Persiapan Haji 2025, Kemenag Sumsel Genjot Penyiapan Dokumen Jemaah
Dalam semangat inklusivitas, Menag menyarankan agar percetakan ini juga memproduksi kitab suci agama lain.
“Walaupun bernama Percetakan Al-Qur’an, fasilitas ini terbuka untuk mencetak kitab suci agama lain, mencerminkan semangat toleransi antaragama yang menjadi bagian dari tugas Kementerian Agama,” tambahnya.
Selain mencetak kitab suci, gedung ini juga diharapkan mampu memproduksi buku pelajaran, jurnal, dan berbagai produk literasi lainnya dengan kualitas profesional.
Menag juga menyinggung perbedaan antara mushaf fisik dan Al-Qur’an digital.
“Mushaf fisik memiliki nilai kesakralan tersendiri yang tidak tergantikan, sementara Al-Qur’an digital, meski memudahkan akses, sering kali digunakan di tempat yang kurang sesuai,” katanya.
Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin menambahkan bahwa pembangunan Gedung PLKI UPQ ini dimulai sejak 2020, dengan proses konstruksi berlangsung selama dua tahun dan menelan anggaran Rp239 miliar.
Kini, kapasitas cetaknya meningkat drastis dari 250 ribu menjadi 1 juta mushaf Al-Qur’an per tahun.
“Gedung ini dirancang dengan konsep modern GLAM (Gallery, Library, Archive, Museum), menjadikannya ikon wisata religi dan pusat peradaban Islam di Indonesia,” ujar Kamaruddin.