Sebagai anggota Komite II DPD RI, Eva dikenal vokal menyuarakan isu-isu perempuan dan daerah.
Ia mendorong pemerataan pendidikan bagi perempuan, terutama di wilayah-wilayah yang aksesnya masih terbatas.
Baginya, pendidikan adalah fondasi utama menuju kemerdekaan yang sesungguhnya bagi kaum perempuan.
“Menjadi Kartini masa kini adalah terus belajar, terus berdaya, dan memberi manfaat nyata. Jangan takut untuk bermimpi dan mewujudkannya. Perempuan Indonesia punya potensi besar yang harus digali,” ujarnya dengan semangat.
BACA JUGA:Rachquel Nesia: Perjalanan dari Penjual Siomay Hingga Jadi Artis FTV Terkenal
Tak hanya bicara, Eva juga memberi ruang apresiasi bagi perempuan-perempuan di Sumatera Selatan yang telah membuktikan diri—baik sebagai pemimpin, pendidik, pelaku usaha, aktivis sosial, hingga ibu rumah tangga yang gigih.
Ia menyebut mereka sebagai representasi semangat Kartini sejati: tangguh, mandiri, dan penuh dedikasi.
Dalam perjalanannya di Senayan, Eva juga gencar mendorong keterwakilan perempuan dalam politik.
Ia yakin bahwa kehadiran perempuan dalam pengambilan keputusan strategis akan melahirkan perspektif yang lebih humanis, inklusif, dan solutif terhadap persoalan bangsa, terutama terkait perempuan dan anak.
BACA JUGA: Tiga Bersaudara Artis: Kenangan Marissa Haque Bersama Soraya dan Shahnaz
“Saya ingin melihat semakin banyak perempuan berani tampil, menyuarakan aspirasi, dan memperjuangkan kebijakan yang berpihak kepada masyarakat,” ucapnya.
Di akhir pesannya, Eva mengajak perempuan Indonesia, terutama generasi muda, untuk tidak ragu melangkah dan membawa semangat baru dalam perjuangan Kartini.
Menurutnya, menjadi perempuan hebat tidak berarti harus mengorbankan nilai-nilai keluarga.
“Kita bisa menjadi perempuan hebat di ruang publik, tapi tetap menjadi istri yang melayani suami dan ibu yang mencintai anak-anak di rumah. Itu kehormatan yang tak bisa tergantikan,” tutupnya.