Kawasan industri baru dapat dikembangkan di sepanjang koridor tol, dengan dukungan infrastruktur memadai seperti jaringan listrik, air, dan telekomunikasi.
Selain itu, kawasan ini bisa menjadi rumah bagi industri-industri hilirisasi berbasis potensi lokal, seperti pengolahan batubara, karet, hasil pertanian, hingga industri kreatif dan kemasan.
Dampak lainnya adalah meningkatnya serapan tenaga kerja.
Dengan bertumbuhnya kawasan industri baru, permintaan akan tenaga kerja lokal akan meningkat.
Ini tentu berdampak positif terhadap penurunan angka pengangguran dan peningkatan pendapatan masyarakat.
BACA JUGA:Diskon Tarif Tol Diprediksi Dorong Pertumbuhan UMKM di Sumatera Selatan Saat Libur Sekolah
BACA JUGA:Anda Minat? 1 dari 3 Ruas Jalan Tol Akan Dijual Waskita Masuk JTTS
Selain itu, sektor pendidikan dan pelatihan vokasi juga akan terdorong menyesuaikan diri dengan kebutuhan industri, menciptakan ekosistem SDM yang unggul dan kompeten.
Tak hanya industri besar, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga akan ikut terdorong naik kelas.
Dengan meningkatnya aktivitas industri, terbuka peluang kerja sama antara sektor formal dengan UMKM lokal, baik sebagai penyedia bahan pendukung, makanan dan katering, jasa transportasi, maupun logistik skala kecil.
Kolaborasi ini memperkuat struktur ekonomi daerah dan memperluas inklusi pertumbuhan.
BACA JUGA:Waspada! Ini Aturan dan Larangan Berkendara di Tol yang Harus Anda Ketahui
BACA JUGA:Mengejutkan! Inilah 5 Proyek Tol Terpanjang & Termahal di Indonesia yang Mengubah Wajah Nusantara
Secara keseluruhan, Tol Muara Enim–Palembang akan menjadi infrastruktur pemantik tumbuhnya kawasan industri baru di Bumi Serasan Sekundang.