Padahal, di kereta bawah tanah tadi si SMA sudah mencari rute yang hanya pindah kereta sekali. Yang hanya berhenti di 22 stasiun. Istri saya pun sudah bisa cepat masuk kereta –sekalian dengan kursi rodanya.
Akhirnya sampailah antrean itu di pos pemeriksaan security. Lolos. Masuk halaman luas. Mata jelalatan mencari di mana loket jualan tiket.
BACA JUGA:Pulang ke Solo dan Jadi Rakyat Biasa
Ada. Gembira. Di sana. Loketnya banyak sekali.
Tutup semua.
Yang jaga pun tidak ada.
Yang ada sebuah pengumuman: Disneyland tidak lagi jual tiket di lokasi. Semua harus beli online. Sejak Disneyland buka kembali setelah Covid-19.
"Sudah dibilang....".
"¿¢§°¿©§," kata saya pada diri sendiri.
Istri pun tidak menampakkan sikap membela suami.
Saya terpaku sendiri. Mereka pun masuk gerbang –tanpa merasa iba. Apalagi merasa bersalah.
''Sudah...dibilang...''.
Mereka pun masuk gerbang Disneyland dengan riang gembira.
Saya hanya bisa berdiri terpaku. Sendirian. Kedinginan.
BACA JUGA:Asyik Ada 26 Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama di 2024
Suasananya mirip para pemain West Ham yang riang gembira meninggalkan penjaga gawang Arsenal yang sedih kemasukan dua gol tanpa balas pekan lalu.