KORANENIMEKSPRES.COM--- Angin segar berhembus dari Sumatera Selatan. Setelah sempat mengalami tarik-ulur, proyek strategis nasional (PSN) Pelabuhan Palembang Baru di Tanjung Carat kembali menunjukkan titik terang.
Tanda-tandanya jelas: kunjungan Wakil Kepala Staf Kepresidenan, M. Qodari, pada 25 April 2025 menjadi bukti bahwa pemerintah pusat serius melanjutkan megaproyek ini.
Menurut Qodari, pelabuhan ini bukan hanya vital untuk melancarkan arus logistik nasional, tetapi juga menjadi kunci pertumbuhan ekonomi jangka panjang di Sumsel. "Pelabuhan ini harus jadi," ujarnya tegas saat kunjungan lapangan.
3 Syarat Utama Terpenuhi, Sumsel Unggul Secara Alamiah
BACA JUGA:Sumsel Penuhi 3 Syarat Emas, Pelabuhan Ekspor Impor Palembang Siap Rebut Dominasi Logistik Nasional
Sejak awal, pembangunan pelabuhan ini disyaratkan memenuhi tiga aspek utama: luas lahan, kedalaman laut, dan akses jalan. Ketiganya kini sudah terpenuhi:
Lahan:Total 1.300 hektare tersedia, dengan 160 hektare sudah diserahkan Pemprov Sumsel ke negara.
Kedalaman laut:18–19 meter, ideal untuk kapal besar bersandar langsung.
Akses jalan: Telah terhubung ke jalur utama Tanjung Api-Api serta Tol Kayu Agung–Palembang–Betung.
Ini menjadikan Sumsel sangat layak menjadi poros ekspor baru menggantikan ketergantungan pelabuhan di Jawa.
Pusat Distribusi Komoditas Strategis RI
Pelabuhan ini dibangun bukan tanpa alasan.
Sumsel adalah satu dari lima provinsi dengan produksi terbesar untuk batu bara, minyak bumi, gas alam, karet, dan kelapa sawit.
Infrastruktur ekspor yang efisien akan mengakselerasi pengiriman komoditas ini ke pasar global.