KORANENIMEKSPRES.COM---Pemerintah pusat terus mempercepat penyelesaian infrastruktur vital di Pulau Sumatera.
Salah satu proyek strategis nasional yang menjadi perhatian khusus adalah Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Palembang–Betung, yang ditargetkan bisa fungsional tepat waktu untuk mudik Lebaran 2026.
Dalam kunjungannya ke Jembatan Musi V, bagian dari Seksi 1 Tol Palembang–Betung, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dody Hanggodo, menegaskan bahwa pembangunan ruas tol ini akan selesai secara fungsional pada kuartal pertama tahun 2026.
“Inshaallah, masyarakat bisa menggunakan Tol Palembang–Betung untuk mudik Lebaran 2026. Ini adalah komitmen kami,” ujar Menteri Dody pada Mei lalu saat meninjau jalan tol ini.
BACA JUGA: Tol Yogyakarta-Bawen Rp14 Triliun: Kunci Akses Wisata, Investasi, Pariwisata, dan Konektivitas Jawa
Tol Palembang–Betung memiliki panjang total 69,19 km dan terbagi menjadi tiga seksi. Progres pengerjaan saat ini menunjukkan hasil signifikan:
Seksi 1 & 2 (Palembang–Pangkalan Balai): Panjang 54,5 km dengan progres fisik mencapai 70,69%.
Seksi 3 (Pangkalan Balai–Betung): Panjang 14,69 km dengan progres konstruksi 12,65%.
Proyek ini dikerjakan dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) bersama BUJT PT Hutama Karya.
Pekerjaan konstruksi Seksi 1 dan 2 dilaksanakan oleh PT Waskita Karya dengan nilai investasi sekitar Rp2,67 triliun, sementara Seksi 3 dikerjakan langsung oleh PT Hutama Karya Infrastruktur senilai Rp2,1 triliun.
BACA JUGA:Libur Sekolah, Tarif Tol Indralaya–Prabumulih dan Palembang–Bakauheni Didiskon! Cek Jadwalnya!
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Selatan, Hardy Siahaan, menekankan urgensi proyek ini dalam mendukung kelancaran arus mudik.
“Tol ini menjadi tulang punggung konektivitas antara Bakauheni, Jambi, hingga Aceh. Fungsionalnya tol sebelum Lebaran 2026 akan sangat krusial bagi masyarakat,” jelas Hardy.
Executive Vice President Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menambahkan bahwa kehadiran tol ini akan memangkas waktu tempuh dari tiga jam menjadi hanya satu jam, meningkatkan efisiensi transportasi, dan memangkas biaya logistik secara signifikan.
“Ini bukan hanya soal jalan tol, tapi tentang pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang merata di Sumatera Selatan,” kata Adjib.