"Setelah kegiatan ini mereka tidak kami lepas tetapi tetap kami pantau melalui group. Kami sediakan nomor contact yang bisa dihubungi jika ingin konsultasi atau memecahkan suatu permasalahan. Kami ingin ini menjadi piloct project untuk angkatan lainnya kedepan," ujar mantan Kadinkes Muara Enim ini.
Lanjut Vivi, kedepan Pemkab Muara Enim menargetkan penurunan angka stunting, makanya untuk peserta SeTiA ini diambil dari kecamatan yang lokus stunting. Penanganan stunting bukan setelah terkena stunting tetapi yang lebih bagus sebelum terkena stunting. Penyebab stunting bukan hanya dipengaruhi asupan gizi saja, tetapi ternyata oleh.pola asuh juga.
Ini terbukti, sekitar 20 persen anak-anak yang terkena stunting berasal dari keluarga menengah keatas, ini berarti bukan dari asupan gizi semata tetapi juga oleh pola asuh. Selain itu, masalah KDRT terhadap perempuan dan anak serta penceraian. Kesemuanya ini, yang paling banyak ditemui dalam berumah tangga. "KDRT terhadap laki-laki juga ada tetapi presentasenya sangat kecil bila dibandingkan KDRT terhadap perempuan dan anak," pungkasnya.
Anggota Komisi IV DPRD Muara Enim Izzudin Efendi SE, sangat mengapresiasi atas kegiatan ini sebab program ini sangat tepat sasaran yang menyasar para pengantin baru. Kedepan, pesertanya lebih banyak lagi sehingga target yang diinginkan akan lebih cepat tercapai, sebab jika dibandingkan dengan jumlah pengantin baru di Kabupaten Muara Enim setiap minggunya hampir 200 pasang, maka seyogyanya peserta ditingkatkan.
"Saya harap semua pelajaran dan pengetahuan yang didapat untuk diimplementasikan dan menjadi contoh untuk pasangan pengantin baru lainnya. Bersyukurlah bisa terpilih karena tidak seluruh pengantin bisa mengikuti kegiatan ini," harapnya.