Marhaban Yaa Ramadhan

Senin 11 Mar 2024 - 21:01 WIB
Reporter : Supri
Editor : Supri

Oleh : H Akwam SPdi MPdi

(Dosen tetap Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Lahat)

ENIMEKSPRES.CO, - Alhamdulillah bulan Ramadhan 1445 H / 2024 M, kembali menyapa.Ramadhan hadir selalu pada saat yang tepat, saat bangsa ini baru saja menyelesaikan hajatan Nasional dengan melaksanakan Pilpres dan Pemilu Legislatif.

Kenapa penulis menyebut sebagai saat yang tepat, sebab Pemilu baik Pilpres maupun Pileg sangat menguras energi bangsa, karenanya energi bangsa khususnya umat Islam perlu dipulihkan.

Pemulihan energi bangsa berkaitan erat dengan energi spiritualitas. Karenanya perlu pemulihan ekstra. 

Puasa dianggap sebagai sarana memulihkan energi. Baik energi fisik jasmaniah maupun energi ruhaniah spiritualitas.

Allah Subhanahu wata'ala berfirman dalam surat Al-Baqorah ayat 183 yang artinya : Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa

Ayat ini mengandung beberapa hikmah antara lain:

BACA JUGA:Dua Pelaku Penyalagunaan Narkoba Dibekuk

1. Yang di panggil dengan panggilan mesra untuk menjalankan kewajiban puasa hanyalah mereka yang beriman.

2. Puasa telah diwajibkan kepada ummat sebelum nabi Muhammad SAW, antara lain kepada ummat nabi Musa, nabi Daud dan umat nabi 'Isa.

3. Tujuan akhir dari puasa adalah membentuk insan yang bertaqwa.

Dari uraian diatas sangatlah jelas bahwa akhir tujuan puasa adalah membentuk pribadi yang bertaqwa kepada Allah SWT.

Taqwa yang dimaksud adalah orang yang melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, sebagaimana definisi yang disampaikan para ulama. Selalu merasa diawasi, selalu merasa dilihat dan disaksikan oleh Allah SWT.

"Jika orang menjalankan puasa dengan pengetahuan, ilmu, cinta dan ketaqwaan, ia akan terlatih untuk bertahan pada "makan yang sejati"  yakni terlatih untuk mengambil jarak  dari nafsu. Alangkah sedihnya betapa dunia ini diisi oleh banyak manusia yang tak henti-hentinya makan padahal ia tak lapar, serta oleh banyak manusia yang tidak habis-habisnya makan, padahal sudah amat kekenyangan." (Emha Ainun Najib dalam buku "Tuhanpun Berpuasa" Zaituna 1997)

Kategori :