Masih menurut dia, di Muara Enim terdapat dua hal besar yang perlu menjadi perhatian bersama, khususnya bagi kaum perempuan. Hal pertama, adalah pandangan akan lingkup kerja perempuan sebatas dunia domestik, seperti mengurus rumah tangga atau dapur saja. Kemudian yang kedua, adanya perasaan inferior kaum perempuan, terhadap kaum laki-laki. Seperti masih cukup banyak perempuan yang merasa bahwa dirinya adalah sub-ordinasi laki-laki, atau kelompok kelas kedua dalam mengambil keputusan.
"Setidaknya dua hal itu rasanya penting untuk dicarikan langkah penyelesaiannya. Dan mudah-mudahan jika ada perempuan yang duduk di kepala pemerintahan bisa menjadi penyeimbang dalam pengambilan keputusan," imbuh Dessy.
Sebelum mengakhiri pembicaraan dengan enimekspres, Dessy mengajak kaum perempuan untuk melawan narasi itu, berani ‘unjuk gigi’, bersaing dan mengambil peran dalam pembangunan.
"Jika Parpol sudah membuka pendaftaran Pilkada. Saya siap ambil formulir pendaftaran untuk Calon Bupati. Jika kalopun akhirnya nanti dapat wakil bupati yang penting bisa dapat posisi untuk bertarung. Itulah Rahmat Tuhan untuk perempuan Indonesia. Muara Enim Sejahtera menuju Indonesia emas. Sejahtera agamis tegas ilok dan merakyat di Bumi Serasan Sekundang," pungkasnya.(git)