Oleh: H Taufik Rahman SH MH/ Advokat, Mantan Sekda Muara Enim dan Pengamat Politik dan Sosial
Setiap tahun, pada tanggal 23 Juli 2024, kita akan memperingati Hari Ulang Tahun Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) yang ke-51 tahun.
Sebagai wadah organisasi kader, KNPI telah mengemban tugas yang signifikan dalam perkembangan kepemudaan Indonesia.
Namun, seiring dengan perubahan zaman dan dinamika sosial-politik, sudah saatnya kita menggugat ulang fungsi dan peran KNPI.
Merenungi Sejarah dan Capaian KNPI
BACA JUGA:Ini BIODATA Henky Putrawan, Pj Bupati Muara Enim yang Ingin Teruskan Program Alm Kalamudin Djinab
Komite Nasional Pemuda Indonesia atau KNPI merupakan organisasi kepemudaan yang awalnya gabungan dari Kelompok Cipayung, yang merupakan sebutan dari lima organisasi.
Adapun lima organisasi yang dimaksud, yaitu Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia (PMKRI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
KNPI didirikan dengan tujuan mulia: mempersatukan berbagai organisasi kepemudaan di Indonesia, memperkuat peran pemuda dalam pembangunan nasional, serta menjadi garda terdepan dalam mengawal perubahan dan reformasi.
Banyak capaian positif yang telah diraih, seperti pelatihan kepemimpinan, pemberdayaan ekonomi pemuda, serta kontribusi dalam berbagai kebijakan strategis pemerintah.
BACA JUGA:Bukan Orang Luar, Ternyata Pj Bupati Henky Putrawan Asli Muara Enim dari Ibu dan Kakeknya
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa ada beberapa tantangan dan kritik yang perlu diperhatikan.
Beberapa pihak menilai bahwa KNPI seringkali terjebak dalam birokrasi dan kurang responsif terhadap isu-isu aktual yang dihadapi oleh pemuda saat ini.
Tantangan Era Digital dan Globalisasi
Di era digital dan globalisasi, peran pemuda semakin kompleks. Pemuda saat ini dihadapkan pada tantangan yang berbeda, seperti pengangguran, perubahan iklim, ketidaksetaraan digital, dan radikalisasi.