Cerita 80 Tahun Lapangan Minas, Awalnya Diragukan Lantas Diandalkan

Kamis 12 Dec 2024 - 14:40 WIB
Reporter : Al Azhar
Editor : Al Azhar

Kerja keras para geolog pada akhirya diambil alih tentara Jepang saat momen Perang Dunia II pecah. Minas sempat ditinggalkan dan Jepang mengambil alih dengan membawa unit teknis khusus untuk mendulang minyak sebanyak mungkin.

Tepat pada 1 Desember 1943 Jepang menemukan sumur minyak Minas #1.

Baru kemudian pada tahun 1944 dicatat Sejarah baru, Lapangan Minas resmi ditemukan setelah tantara Jepang  mengebor minyak hingga kedalaman 2.107 kaki atau sekitar 700 meter.

Nama Minas diambil dari nama perkampungan suku Sakai yang berdekatan dengan lokasi ditemukannya Lapangan Minas. Konon menurut informasi warga, Minas adalah nama pohon Minei yang buahnya dikenal sebagai bahan baku minyak goreng.

BACA JUGA:Buah Jeruk Antarkan Desa Air Talas Raih Proper Emas, Sinergi Masyarakat dan Pertamina Hulu Rokan Zona 4

Setelah ditemukan pada 1941 dan mulai berproduksi pada 1954, area yang memiliki luas 67,28 km persegi di Provinsi Riau ini telah menghasilkan lebih dari 2,75 miliar barel minyak mentah. Menasbihkan diri sebagai salah satu ladang minyak paling besar dan produktif di Indonesia, meski sumur di Minas dikenal tua.

Sebagai sumur minyak tua, Minas telah melewati tantangan zaman dan alam meskipun mengalami penurunan produksi alamiah. PHR mampu menahan laju penurunan di Minas, dari rata-rata 11 persen per tahun menjadi 6 persen. Sejumlah inovasi teknologi diterapkan. 

Diantaranya, PHR WK Rokan akan meningkatkan produksi minyak dari Blok Rokan melalui rencana pengembangan Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) Minas Stage-1. Langkah ini diambil setelah Direktur Utama PHR, Rubi Mulyawan, menyetujui Final Investment Decision (FID) CEOR Minas pada 30 Juni 2024 lalu.

Rencananya, injeksi pertama akan dilkakukan pada 2025 Desember mendatang dengan potensi produksi puncak dari CEOR Minas mencapai  lebih dari 2.000 barel minyak per hari dengan penambahan perolehan meinyak dari Blok Rokan sebesar 2,1 juta barrel.

BACA JUGA:Pertamina Hulu Rokan Serahkan Hak PI 10% dari PHE Ogan Komering ke BUMD Sumatera Selatan

Salah satu yang teranyar, yakni penerapan Advanced Reservoir Management berbasis Artificial Intelligence (AI)  Expert System.

Alhasil, lapangan Minas kini memiliki nilai tambah (value creation) sebesar Rp200 miliar dengan evaluasi yang dilakukan pada 150 sumur lama tanpa mengebor sumur baru.

Melalui teknologi VENUS, sebuah aplikasi teknologi lanjutan dari inovasi e-MARS bekerja dengan proses evaluasi sub-surface pertama di Indonesia, bahkan pertama di dunia dengan basis Advance Reservoir Management (RM) dan AI.

Kemunculan e-MARS dan VENUS berawal dari gagasan banyaknya sumur idle di WK Rokan dan rendahnya minyak dengan metode lama, utamanya di Minas.

BACA JUGA:Pertamina Rampungkan Survei Seismik 2D Amalia di Muara Enim

“Para perwira PHR membuktikan teknologi dan cara berpikir baru dapat mengungkap cadangan minyak dari lapangan tua,” ujar Executive Vice President (EVP) Upstream Business Andre Wijanarko.

Kategori :