Dibangun dengan Biaya 18 Juta Rupiah di Era Soekarno, Ini Sejarah Jembatan Ampera

Rabu 08 Jan 2025 - 18:26 WIB
Reporter : Al Azhar
Editor : Al Azhar

KORANENIMEKSPRES.COM,---Jembatan Ampera adalah ikon bersejarah yang menjadi kebanggaan masyarakat Palembang dan Provinsi Sumatera Selatan.

Sebagai simbol kemajuan di era Presiden Soekarno, jembatan ini tidak hanya menjadi penghubung strategis antara Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi, tetapi juga menjadi saksi bisu perjalanan panjang pembangunan infrastruktur di Indonesia.  

Sejarah dan Awal Pembangunan  

Ide pembangunan Jembatan Ampera muncul sebagai solusi untuk mengatasi tantangan mobilitas masyarakat Palembang.

Pada tahun 1962, rancangan jembatan ini dikerjakan oleh insinyur asal Jerman, Friedrich Stapf, yang menerapkan teknologi beton prategang, sebuah inovasi yang baru pertama kali digunakan di Indonesia.

BACA JUGA:Tahukah Kamu? Jembatan Ampera Dibangun dengan Biaya Fantastis di Era 1960-an

Proyek konstruksi ini dilakukan dengan pengawasan ketat dan selesai pada tahun 1965, membutuhkan dana sekitar 18 juta rupiah.

Angka ini sangat besar di masa itu, setara dengan miliaran rupiah dalam nilai uang saat ini.  

Dana pembangunan Jembatan Ampera sebagian besar berasal dari uang pampasan perang Jepang, mencerminkan betapa pentingnya proyek ini bagi pemerintah saat itu.

Pembangunan ini juga menjadi salah satu bukti keberhasilan program pembangunan nasional yang dicanangkan oleh Presiden Soekarno.  

BACA JUGA:Proyek Terowongan Sungai Musi: Solusi Inovatif Atasi Kemacetan Jembatan Ampera?

Fungsi Strategis dan Transformasi 

Awalnya, Jembatan Ampera dirancang untuk menjadi jembatan angkat, memungkinkan kapal besar melintas di bawahnya.

Namun, seiring berjalannya waktu, mekanisme angkat tersebut dihentikan demi menjaga stabilitas jembatan yang terus digunakan untuk transportasi darat.  

Selain fungsi utamanya sebagai penghubung utama, Jembatan Ampera kini telah berkembang menjadi destinasi wisata andalan di Palembang.

Kategori :