Taman Vertikal: Tren Berkebun Modern untuk Self Healing dan Rumah Lebih Hidup

Reporter: Al Azhar |

Editor: Al Azhar |

Senin , 13 Oct 2025 - 11:06

Tren taman vertikal jadi cara baru berkebun di rumah: cantik, hemat ruang, dan menenangkan jiwa.--

3. Pilih Tanaman Sesuai Kebutuhan dan Gaya Hidup

Taman vertikal memberi kebebasan untuk menanam berbagai jenis tanaman—baik tanaman hias maupun tanaman konsumsi. Untuk tampilan hijau yang estetik, kamu bisa mengombinasikan tanaman daun seperti sirih gading, lili paris, dan suplir.

Jika ingin hasil yang bisa dikonsumsi, tanamlah sayuran seperti selada, kangkung, stroberi, tomat ceri, atau aneka rempah dapur seperti mint dan kemangi.

Pastikan memilih tanaman berakar dangkal agar tidak membebani struktur taman.

Selain indah, kebun vertikal juga bisa menjadi dapur hidup mini yang menyuplai bahan masakan segar setiap hari.

4. Rancang Sistem Irigasi yang Efisien

Tantangan utama taman vertikal adalah distribusi air yang tidak merata. Karena pengaruh gravitasi, bagian bawah cenderung lebih lembap dibanding bagian atas.

Untuk itu, penting membuat sistem irigasi sederhanaagar semua tanaman mendapatkan air secara seimbang.

Kamu bisa menggunakan selang taman berlubang, botol bekas yang dimodifikasi sebagai alat tetes, atau jika ingin praktis—pasang sistem irigasi otomatis (drip irrigation system).

Dengan cara ini, kelembapan media tanam lebih terkontrol, dan tanaman tetap sehat meski kamu sibuk.

5. Desain Kreatif Taman Vertikal

Setelah struktur dan tanaman siap, saatnya berkreasi! Ada berbagai gaya taman vertikal yang bisa kamu coba, seperti:

Dinding Penuh Hijau: Cocok untuk dinding besar di luar rumah, memberi kesan alami dan menyegarkan.

Taman Mini Frame: Gunakan bingkai foto besar sebagai wadah tanam—unik, ringan, dan cocok untuk dalam ruangan.

Pot Bertingkat (Pot Towers): Menyusun pot ke atas untuk memaksimalkan ruang kecil, cocok untuk balkon atau dapur.

taman vertikal: tren berkebun modern untuk self healing dan rumah lebih hidup                            koranenimekspres.com---beberapa tahun terakhir, hobi berkebun kembali menjadi tren besar. banyak orang, dari pekerja kantoran hingga pelajar, mulai tertarik menanam sayur, tanaman hias, atau sekadar merawat satu pot kecil di meja kerja.
bukan sekadar mengikuti tren, berkebun kini dianggap sebagai bentuk self healing—cara menenangkan diri di tengah tekanan hidup dan hiruk pikuk kota.
menariknya, berkebun di rumah tak lagi harus dilakukan di pekarangan luas. konsep taman vertikal hadir sebagai solusi cerdas bagi mereka yang memiliki ruang terbatas.
selain fungsional, taman ini juga memberikan sentuhan alami pada hunian, menciptakan suasana sejuk, segar, dan menenangkan.
baca juga:rahasia jeruk kunci cepat berbuah lebat, cocok ditaman di pekarangan kecil!
1. menentukan area yang tepat untuk taman vertikal
langkah pertama dalam membangun taman vertikal di rumah adalah memilih area yang sesuai. dinding luar rumah, pagar, atau bahkan bagian dalam ruangan seperti dapur dan ruang tamu bisa dijadikan lokasi ideal.
hal penting yang harus diperhatikan adalah paparan sinar matahari—karena intensitas cahaya akan menentukan jenis tanaman yang bisa tumbuh dengan baik.
jika dindingmu terkena sinar matahari langsung, pilihlah tanaman yang tahan panas seperti sirih gading, lidah mertua, atau tanaman rempah. sementara untuk area yang teduh, tanaman pakis, bromelia, dan monstera bisa menjadi pilihan menarik.
pastikan juga dinding yang digunakan kuat dan tahan lembap. kamu bisa menambahkan lapisan pelindung seperti plastik polietilen agar air tidak merembes ke dinding utama rumah.
baca juga:mini garden: tren taman mini bikin ruang kecil jadi asri dan elegan
2. cek struktur penopang dan bahan
sebelum menanam, periksa struktur taman vertikal yang akan kamu gunakan. rangka bisa dibuat dari kayu, besi ringan, atau bahan daur ulang seperti pipa pvc dan botol plastik bekas.
pastikan rangka cukup kuat menahan beban tanaman dan media tanam yang basah.
selain itu, pikirkan kemudahan akses saat merawat tanaman.
jangan sampai tamanmu terlalu tinggi hingga sulit dijangkau untuk penyiraman atau pemangkasan. desain taman vertikal sebaiknya disesuaikan dengan kenyamanan, bukan hanya estetika.
baca juga:wisata keren taman nasional sembilang: rumah harimau sumatra & ribuan burung migran
3. pilih tanaman sesuai kebutuhan dan gaya hidup
taman vertikal memberi kebebasan untuk menanam berbagai jenis tanaman—baik tanaman hias maupun tanaman konsumsi. untuk tampilan hijau yang estetik, kamu bisa mengombinasikan tanaman daun seperti sirih gading, lili paris, dan suplir.
jika ingin hasil yang bisa dikonsumsi, tanamlah sayuran seperti selada, kangkung, stroberi, tomat ceri, atau aneka rempah dapur seperti mint dan kemangi.
pastikan memilih tanaman berakar dangkal agar tidak membebani struktur taman.
selain indah, kebun vertikal juga bisa menjadi dapur hidup mini yang menyuplai bahan masakan segar setiap hari.
baca juga:taman desa aur duri jadi ruang sosial dan teknologi warga
4. rancang sistem irigasi yang efisien
tantangan utama taman vertikal adalah distribusi air yang tidak merata. karena pengaruh gravitasi, bagian bawah cenderung lebih lembap dibanding bagian atas.
untuk itu, penting membuat sistem irigasi sederhanaagar semua tanaman mendapatkan air secara seimbang.
 kamu bisa menggunakan selang taman berlubang, botol bekas yang dimodifikasi sebagai alat tetes, atau jika ingin praktis—pasang sistem irigasi otomatis (drip irrigation system).
dengan cara ini, kelembapan media tanam lebih terkontrol, dan tanaman tetap sehat meski kamu sibuk.
5. desain kreatif taman vertikal
baca juga:7 wisata alam sumsel berkelas dunia: dari gunung dempo hingga taman sembilang
setelah struktur dan tanaman siap, saatnya berkreasi! ada berbagai gaya taman vertikal yang bisa kamu coba, seperti:
dinding penuh hijau: cocok untuk dinding besar di luar rumah, memberi kesan alami dan menyegarkan.
taman mini frame: gunakan bingkai foto besar sebagai wadah tanam—unik, ringan, dan cocok untuk dalam ruangan.
pot bertingkat (pot towers): menyusun pot ke atas untuk memaksimalkan ruang kecil, cocok untuk balkon atau dapur.
tanaman panjat: untuk pemula, menanam tanaman rambat seperti sirih atau ivy sangat direkomendasikan karena mudah dirawat.
baca juga:taman nasional sembilang: surga satwa langka & burung migran yang bisa kamu jelajahi dari palembang!
dengan sedikit kreativitas, taman vertikal bukan hanya area hijau, tapi juga elemen dekoratif yang mempercantik rumah.
6. manfaat berkebun di rumah
selain memperindah rumah, kegiatan berkebun memberikan banyak manfaat: menurunkan stres, meningkatkan kualitas udara, dan memberi rasa pencapaian saat melihat tanaman tumbuh subur. tak heran banyak orang menyebut berkebun sebagai “terapi hijau” yang membantu menjaga kesehatan mental.
membangun taman vertikal di rumah bukan sekadar tren, melainkan gaya hidup hijau yang menyatukan manusia dengan alam. dengan sedikit usaha, kreativitas, dan konsistensi, siapa pun bisa menikmati sensasi berkebun di ruang sempit sekalipun.
jadi, mari mulai menanam hari ini—biarkan hijau menenangkan rumah dan pikiranmu!.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Enim Ekspres 8 Desember 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan