Tradisi Kenduri Arwah sebagai Refleksi dan Kebersamaan: Pemdes Betung Gelar Ruwahan Sambut Ramadhan

Menjelang bulan suci Ramadhan 1446 H, Pemerintah Desa (Pemdes) Betung Kecamatan Benakat menggelar tradisi kenduri arwah atau doa kenduri arwah pada Kamis 20 Februari 2025. Foto: pemdes betung--

MUARAENIM, KORANENIMEKSPRES.COM,- Menjelang bulan suci Ramadhan 1446 H, Pemerintah Desa (Pemdes) Betung Kecamatan Benakat menggelar tradisi kenduri arwah atau doa kenduri arwah pada Kamis 20 Februari 2025. 

Acara yang diadakan secara khidmat ini dihadiri oleh Babinsa Koramil 04/Gunung Megang, Serka Irsa Farsi bersama Sertu Masrul Amin, serta tokoh masyarakat, para sesepuh desa, dan warga setempat.

Tradisi kenduri arwah telah menjadi bagian dari kearifan lokal masyarakat Desa Betung yang diwariskan turun-temurun. 

Kegiatan ini bertujuan untuk mengenang dan mendoakan para leluhur yang telah berpulang, sekaligus menjadi ajang refleksi diri dalam menyambut bulan penuh berkah, Ramadhan. 

BACA JUGA:Pemdes Keban Agung Salurkan 10 Kursi Roda untuk Warga Lumpuh

Selain sebagai bentuk penghormatan kepada para pendahulu, kegiatan ini juga berfungsi mempererat kebersamaan dan memperkuat nilai-nilai spiritual di tengah masyarakat.

Kehadiran perwakilan TNI dalam kegiatan ini menunjukkan eratnya sinergi antara Koramil 04/Gunung Megang dan masyarakat dalam menjaga serta melestarikan budaya yang telah mengakar. 

Dalam kesempatan tersebut, Serka Irsa Farsi menyampaikan pentingnya menjaga persatuan dan kerukunan antarwarga, terutama dalam menyambut bulan suci Ramadhan yang menjadi momen istimewa bagi umat Islam untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan.

“Kami berharap kegiatan ini dapat semakin memperkuat keimanan dan ketakwaan kita. Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk saling memaafkan dan mempererat tali silaturahmi. Mari kita sambut bulan suci ini dengan hati yang bersih dan penuh semangat kebersamaan,” ujar Serka Irsa Farsi dalam sambutannya.

BACA JUGA:Pemdes Karang Endah Bagikan BLT Kepada 64 KK Miskin

Tradisi ruwahan yang diadakan di Desa Betung bukan hanya sekadar doa bersama, tetapi juga menjadi sarana membangun solidaritas sosial antarwarga. 

Dalam acara ini, warga berkumpul di balai desa atau masjid setempat, membawa makanan yang nantinya dibagikan kepada para hadirin sebagai bentuk kebersamaan dan rasa syukur.

Selain doa untuk arwah leluhur, ruwahan juga diisi dengan tausiyah agama yang memberikan pemahaman lebih dalam mengenai makna puasa dan persiapan spiritual menghadapi Ramadhan. 

Para tokoh agama mengingatkan pentingnya membersihkan hati, meningkatkan ibadah, serta saling membantu antarwarga sebagai bagian dari amalan yang dianjurkan selama bulan suci.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan