Idul Fitri: Euforia, Makna Sejati, dan Realita yang Tak Selalu Manis

Idul Fitri bukan sekadar perayaan, tapi refleksi. Sudahkah kita kembali fitrah atau hanya mengikuti tradisi? --
KORANENIMEKSPRES.COM,----Setiap kali Ramadan berlalu, Syawal hadir membawa euforia kemenangan. Idul Fitri dirayakan dengan penuh sukacita—momen kembali ke fitrah, suci dari dosa, dan mempererat silaturahmi.
Namun, apakah kita benar-benar memahami esensi Idul Fitri? Atau hanya larut dalam ritual tahunan tanpa makna?
Makna Sejati Idul Fitri: Kembali ke Fitrah atau Sekadar Seremonial?
Secara bahasa, Idul Fitri berarti kembali kepada kesucian. Allah SWT berfirman:
"Tetaplah atas fitrah Allah yang menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah."_ (QS. Ar-Rum: 30).
BACA JUGA:Lebaran 2025: Tren Baru Perayaan Idul Fitri, Dari THR Digital Hingga Mudik Virtual!
Namun, di era modern, makna Idul Fitri sering kali bergeser. Berikut beberapa fenomena yang terjadi di masyarakat:
"Bebas" Setelah Ramadan Berakhir
Sebagian orang menganggap Ramadan sebagai "penjara" yang membatasi kebebasan.
Begitu Syawal tiba, mereka merayakan kebebasan ini dengan pesta pora. Padahal, Ramadan bukan sekadar kewajiban, tetapi sarana pendidikan spiritual.
Jika setelah Ramadan tidak ada perubahan dalam diri, apakah kita benar-benar meraih kemenangan?
BACA JUGA:Tata Cara Sholat Idul Fitri yang Benar: Panduan Praktis dan Doa Lengkap!
Kemenangan Tanpa Perjuangan
Idul Fitri seharusnya menjadi hadiah bagi mereka yang telah berjuang selama Ramadan. Tapi bagaimana dengan mereka yang puas hanya dengan menjalankan ibadah setengah hati? Allah memperingatkan: