Tradisi Berayak di Desa Muara Lawai: Merajut Silaturahmi di Hari Kemenangan

Tradisi berayak atau silaturahmi dari rumah ke rumah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Idulfitri di Desa Muara Lawai. Foto: sigit--

MUARAENIM, KORANENIMEKSPRES.COM,-  Tradisi berayak atau silaturahmi dari rumah ke rumah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Idulfitri di Desa Muara Lawai, Kecamatan Muara Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. 

Senin 31 Maret 2025 masyarakat desa setempat kembali menjalankan tradisi turun-temurun ini setelah selesai melaksanakan salat Idulfitri berjamaah, sebagai wujud syukur dan kebersamaan di hari kemenangan.

Acara berayak ini diikuti oleh ratusan warga yang berkelompok mendatangi rumah-rumah sanak saudara dan tetangga. 

Menariknya, dalam setiap rumah yang dikunjungi, sebelum mencicipi hidangan yang telah disediakan, terlebih dahulu dilakukan doa bersama yang dipimpin oleh Ust. Pendi Penean, Ust. Harnudin, dan Ust. Burnani.

BACA JUGA:Dompet Tipis Pasca Lebaran? Begini Cara Cerdas Kelola Keuangan Biar Gak Bokek!

BACA JUGA:Wisata Alam dan Sejarah di Sumsel dan Palembang Mudah dan Terjangkau Bisa Kamu Kunjungi Libur Idul Fitri

“Alhamdulillah, tahun ini kita kembali diberikan umur panjang sehingga bisa menjalankan ibadah puasa sebulan penuh dan merayakan Idulfitri bersama. Di Desa Muara Lawai, tradisi berayak selalu kita lestarikan sebagai bentuk silaturahmi yang erat antara masyarakat dan sanak saudara,” ujar Ust. Pendi Penean.

Hidangan khas Lebaran pun tersaji di setiap rumah, mulai dari ketupat, sate, bakso, rendang, sop tulang, hingga berbagai kue tradisional seperti kue bumbu lapis, bronis, dan aneka kue lebaran lainnya. 

Tak hanya menjadi ajang menjamu tamu, berayak juga menjadi momentum saling berbagi rezeki dan kebahagiaan di hari yang fitri.

Selain sebagai ajang silaturahmi, tradisi ini juga mengandung nilai spiritual. Sebelum menyantap hidangan, doa dipanjatkan untuk para leluhur yang telah berpulang. 

BACA JUGA:Lebaran di Sumsel: Tradisi Unik, Kuliner Menggoda, dan Destinasi Favorit!

Ust. Pendi Penean menuturkan bahwa doa bersama ini dilakukan secara bergiliran di setiap rumah yang dikunjungi.

“Berayak ini sifatnya berkelompok, bahkan dalam satu kelompok bisa mencapai lebih dari 20 orang. Ini menunjukkan betapa eratnya kebersamaan di desa kita. Saya berharap tradisi ini terus dilestarikan dan tidak pudar oleh zaman,” tambahnya.

Harnudin, salah satu tokoh masyarakat yang juga disebut-sebut sebagai calon kepala desa Muara Lawai, turut memberikan pandangannya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan