Selasa, 26 Nov 2024
Network
Beranda
Enim Ekspres
Pendidikan
Rakyat Pali
Sekundang
Seputar Kite
Serasan
Sumsel
Lainnya
Ekonomi
Kesehatan
Kecantikan
Nasional
Olahraga
Selebrity
Tanjung Enim
Network
Beranda
Enim Ekspres
Detail Artikel
Menyoal Idealisme Guru
Reporter:
Febi Friansyah
|
Editor:
Febi Friansyah
|
Sabtu , 23 Dec 2023 - 09:59
--
menyoal idealisme guru oleh: fawaz raihan quthub enimekspres.co - bahwa manusia indonesia yang terdidik atau setidaknya pernah mengenyam pendidikan semakin banyak adalah sebuah fakta yang menggembirakan. data menunjukkan sedikitnya 3,7 juta orang lulus slta setiap tahun, sebuah angka yang fantastis. dibalik itu, indonesia masih bergelut dengan persoalan moral ethic yang menggerogoti kehidupan bangsa. sebut saja indeks korupsi indonesia yang masih menduduki peringkat 110 dari 180 negara. negara yang tingkat korupsinya paling rendah adalah denmark. indonesia tingkat korupsinya masih sangat tinggi. data itu sengaja penulis hadirkan karena pada hakekatnya membangun manusia adalah membangun manusia beradab dan berkeadaban. tulisan ini menjadi aktual karena baru saja kita merayakan hari guru pada 25 november yang lalu. jika kita sepakat bahwa untuk mengentaskan penyimpangan moral itu dibebankan pada dunia pendidikan maka peran dunia pendidikan indonesia belum maksimal. baca juga:nataru tidak pengaruhi ketersedian bahan pangan baca juga:firli bahuri minta maaf ke presiden dan masyarakat ada ketidak-simetrisan antar pembangunan sarana pendidikan dan kualitas belajar mengajar yang diharapkan mendongkrak moral ethic sehingga menjadi model peradaban bangsa. di hampir setiap ibukota provinsi bahkan kabupaten ada sekolah negeri yang diunggulkan bahkan walupun negeri ada yang berbayar yang nilainya lebih dari sekolah swasta. ada juga sekolah swasta yang diintegrasikan dengan agama yang dikenal sebagai sekolah unggulan versi swasta. alumnus sekolah model ini sudah bertebaran di penjuru negeri, tetapi moral ethic bangsa belum terdongkrak juga. hingga disini tidak salah juga jika mempertanyakan ketidakmampuan sekolah unggulan dan yang diunggulkan tadi dalam menyemai sebuah peradaban. tulisan ini akan memberikan porsi yang besar atas pembentukan moral etik di bangku sekolah. hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan taugiene & gaizauskaite tahun 2019. taugiene & gaizauskaite menukilkan bahwa etika prilaku bukanlah sesuatu yg dipelajari melalui tutorial, brosur, atau workshop tetapi lebih kepada praktik dalam kehidupan sehari-hari yang tidak dibatasi ruang dan waktu. jika anak-anak melihat prilaku dan kebiasaan buruk selama masa sekolah, maka prilaku itu diyakini akan berlanjut ketika mereka masuk dunia kerja. guru, orang yang digugu dan ditiru. baca juga:2024 impor beras 2 juta ton dari india dan thailand baca juga:bukan indonesia tapi chile jadi tuan rumah piala dunia u-20 2025 jujur kita akui ungkapan bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa memang sulit terbantahkan. secara epistimologi ini tidak ada yang keliru. tetapi banyak kasus yang menjadi viral seputar konflik guru dan orang tua murid termasuk konflik guru dan murid menandakan bhawa atribut pahlawan tanpa tanda jasa itu tidak layak bagi tenaga pendidik yang tidak berprilaku sebagai guru. seorang guru idealnya selain professional dalam mentransfer ilmu ke peserta didik, juga mampu mentransfer prilaku yang berkeadaban. dari sisi durasi berinteraksi, hubungan guru-anak didik lebih lama dibanding peserta didik dengan orang tua, suatu pertanda tanggung jawab moral guru lebih besar dibanding orangtua si anak didik itu. jika di sekolah, anak didik dipertontonkan baik melalui verbal maupun nonverbal sesuatu yang menyimpang, maka peristiwa itu akan berproses melalui alam bawah sadar anak didik dan kelak buahnya akan menghasilkan prilaku yang kurang baik bagi si anak tersebut. muaranya kita gagal membentuk karakter anak bangsa yang berarti nation-state character building juga gagal. oleh sebab itu guru harus betul-betul menjaga lisannya dari ketidakbenaran. guru tidak boleh pilih kasih terhadap sisiwa, guru tidak boleh membanding-bandingkan siswa, guru tidak boleh menunjukkan sikap lebih baik hanya pada anak pejabat dan kurang baik pada anak orang biasa. prilaku kolektif sekolah ini akan terekam oleh peserta didik dan akan berproses mengalir menjadi suatu cetakan tersendiri. termasuk juga dalam hal ini jika peserta didik masuk dengan cara-cara menyogok, maka guru telah menyemai bibit korupsi yang kelak akan sangat membahayakan. ketidakselarasan tentang sekolah, prilaku guru adalah diskursus yang terus bergulir dan kini menjadi tontonan viral di media sosial. “konflik” guru-anak didik, orang tua–guru dan bahkan konflik antar anak didik adalah fenomena klasik. fakta ini untuk membuktikannya sangatlah gampang, karena semua individu mulai dari kakek, orang tua, adik-kakak kita adalah insan yang pernah menempuh pendidikan, dan masing-masing mereka memiliki “kolase” pengalaman sendiri tentang prilaku guru. guru tidak bisa mengelak atas prilaku menyimpang mereka dan terekam seumur hidup oleh anak didik. guru yang tidak pantas menyandang gelar pahlawan tanpa tanda jasa ini justru akan mengalirkan dosa jariah ke generasi berikutnya. baca juga:banteng terluka baca juga:bukan indonesia tapi chile jadi tuan rumah piala dunia u-20 2025 semua ilmu, semua profesi adalah pisau bermata dua, ada sisi baik dan ada sisi buruk. masalahnya sisi buruk dari seorang guru menjadi persemaian prilaku yang tak berujung. sekolah adalah tempat persemaian kecerdasan intelektual, spiritual dan emosional serta kecerdasan ketrampilan lainnya. jika anak didik menyaksikan ketidakadilan seperti ada siswa “istimewa” karena anak seorang pejabat, maka ini akan terekam dalam alam bawah sadar anak didik. jika guru melarang merokok kemudian anak didik menyaksikan gurunya merokok, maka guru sudah menyemaikan virus ketidakbenaran dalam sekolah, termasuk perbedaan kasih sayang guru kepada murid berstatus sosial tinggi dengan yang tidak. semua ketidaksimetrian ini, buahnya akan kita panen ketika mereka dewasa dan bekerja. tenaga pendidik idealnya selain memiliki kecerdasan untuk mentransfer ilmu kepada anak didik juga mampu menstransfer prilaku agar kelak anak-anak bangsa ini beradab dan berkeadaban.(*/sumeks.co)
1
2
3
»
Tag
# idealisme guru
# guru
# opini
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Enim Ekspres 23 Desember 2023
Berita Terkini
Jelang Pencoblosan, Al-Shinta Gelar Yasinan dan Doa Bersama
Serasan
2 jam
Cuma Beberapa Menit dari Palembang, Ini Ada Wisata Danau yang Indah!
Sumsel
3 jam
Ini Dampaknya untuk Muara Enim Jika Dua Proyek Raksasa Ini Jadi Dibangun
Nasional
3 jam
Lagi Liburan ke Sekayu, Ini Wisata Danau yang Bisa Kamu Kunjungi!
Sumsel
3 jam
Berada di 1.639 mdpl, Punya Kawah dengan Warna Unik. Ini Pesona Keindahan Danau Kelimutu!
Nasional
3 jam
Berita Terpopuler
Lagi Liburan ke Sekayu, Ini Wisata Danau yang Bisa Kamu Kunjungi!
Sumsel
3 jam
Gulai Kepala Kakap yang Menggoda, Ini Resep Mudah Membuatya!
Nasional
3 jam
Boleh Dicoba, Dijamin Enak, Ini Resep Martabak Sapi Bumbu Gulai Lezat
Nasional
3 jam
Ini Resep Mudah Membuat Sambal Pete Udang Telur Puyuh
Nasional
3 jam
Cuma Beberapa Menit dari Palembang, Ini Ada Wisata Danau yang Indah!
Sumsel
3 jam
Berita Pilihan
Jelang Pencoblosan, Al-Shinta Gelar Yasinan dan Doa Bersama
Serasan
2 jam
Cuma Beberapa Menit dari Palembang, Ini Ada Wisata Danau yang Indah!
Sumsel
3 jam
Ini Dampaknya untuk Muara Enim Jika Dua Proyek Raksasa Ini Jadi Dibangun
Nasional
3 jam
Lagi Liburan ke Sekayu, Ini Wisata Danau yang Bisa Kamu Kunjungi!
Sumsel
3 jam
Berada di 1.639 mdpl, Punya Kawah dengan Warna Unik. Ini Pesona Keindahan Danau Kelimutu!
Nasional
3 jam