Lempar Handuk

Donald Trump dalam sebuah momen bersama Rudy Giuilani.----

Rudy sendiri seorang pengacara ternama. Ia mendukung Trump sejak Pilpres tahun 2016. Ia jadi salah satu pembicara utama di konvensi Partai Republik tahun 2015.

Begitu aktifnya Rudy di kampanye Trump sampai santer disebut ia bakal jadi salah satu menteri di kabinet Trump. Ia sendiri ingin jadi menlu. Ketika satu per satu nama menteri diumumkan, nama Rudy tidak termasuk di salah satunya. Lalu Rudy disebut akan mengetuai salah satu bagian penting di Gedung Putih: terkait dengan keamanan nasional. Nyatanya Trump memilih orang lain.

Ketika Trump mulai menghadapi masalah hukum, Rudy tetap tampil membela Trump. Termasuk di soal uang tutup mulut bagi wanita yang dikencani Trump.

BACA JUGA:Terkaya Nomor 1 di Indonesia Berharta Rp 744 Triliun

BACA JUGA:Oknum Kades Terobos Jalan Cor Belum Kering

Rudy memang dikesankan sangat dekat dengan Trump. Tapi belum pernah dapat jabatan penting apa pun.

Keduanya seumur.

Sekota –New Yorker.

Sama-sama anti Barack Obama dan anti Hillary Clinton.

Rudy hampir sekasar Trump ketika menyerang kadar nasionalisme Obama. Waktu itu Rudy memang mencalonkan diri sebagai capres Partai Republik. Awalnya ratingnya bagus. Lalu skandal hubungan cinta di luar nikahnya terbongkar: dengan seorang perawat. Yang kemudian jadi istrinya. Yakni setelah Rudy menceraikan istri lamanya. Istri lama itu, dulu, dikawini setelah istri yang lebih lama diceraikan.

Perawat itu pun akhirnya juga diceraikan. Rudy menjomblo seorang diri di masa tuanya.

Mungkin karena ia pernah kena sakit prostat –seperti perusuh Disway yang juara di Prambanan itu. Bahkan sampai ke kanker prostat. Tapi setelah itu ia tampak sangat sehat –setidaknya secara lahiriah.

Setelah itu rating Rudy merosot. Akhirnya ia mengundurkan diri dari pencalonan presiden. Anda masih ingat: McCain lah yang maju dari partai Republik. Lawan Obama dari Demokrat. Siapa yang menang, Anda sudah tahu.

Rudy juga pernah mencalonkan diri sebagai anggota senat Amerika. Dari dapil New York. Tapi juga gagal. Yang terpilih saat itu adalah Hillary Clinton.

Rudy memang berhak punya ambisi besar seperti itu. Di tahun-tahun itu namanya memang sangat besar. Bahkan sampai ke dunia internasional. Ia berada di tempat yang tepat di waktu yang tepat: peristiwa 11 September tahun 2001. Dua gedung pencakar langit WTC ditabrak pesawat teroris. Rudy menjabat wali kota New York periode kedua saat itu.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan