Misteri Teater Dulmuluk: Warisan Budaya Palembang yang Tersimpan dari Zaman Kerajaan Melayu

Jejak sejarah Dulmuluk, teater klasik Palembang yang menyimpan kisah kerajaan dan darah keturunan Arab.--
KORANENIMEKSPRES.COM,---Mengenal Teater Dulmuluk: Warisan Sastra dan Budaya dari Jantung Sumatera Selatan.
Palembang, kota yang dikenal sebagai pusat budaya dan sejarah di Sumatera Selatan, memiliki satu kekayaan tradisi yang masih bertahan hingga kini—teater Dulmuluk.
Lebih dari sekadar pertunjukan panggung, Dulmuluk merupakan jejak peradaban dan warisan budaya yang mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Palembang.
Dulmuluk adalah bentuk teater tradisional khas Sumatera Selatan yang telah menghibur masyarakat sejak awal abad ke-20.
Namanya diambil dari tokoh utama dalam cerita yang dipentaskan, Abdul Muluk Jauhari.
Kisah ini awalnya berasal dari kitab klasik berjudul "Syair Abdul Muluk", yang ditulis pada 2 Juli 1845 dan menceritakan tentang kejayaan Kerajaan Melayu.
Uniknya, teater ini pertama kali dipopulerkan oleh seorang pedagang keturunan Arab bernama Wan Bakar, yang datang ke Palembang pada awal abad ke-20.
Terinspirasi oleh kisah dalam kitab tersebut, Wan Bakar mulai mengadakan pembacaan kisah Abdul Muluk di hadapan masyarakat, yang lama-lama berkembang menjadi pertunjukan teater yang lengkap dengan nyanyian, tarian, dan dialog yang dramatis.
BACA JUGA:121 Destinasi Wisata di Muara Enim, dari Wisata Alam hingga Wisata Religi dan Budaya
Hingga kini, identitas penulis asli dari "Syair Abdul Muluk" masih diperdebatkan. Beberapa sumber menyebut nama Raja Ali Haji bin Raja Achmad, seorang sastrawan ternama dari Pulau Penyengat, Riau.
Namun, sebagian lain menyebut Saleha, sepupu Raja Ali Haji, sebagai penulis aslinya. Terlepas dari perdebatan ini, teater Dulmuluk tetap menjadi bukti nyata kekayaan literasi dan sastra di masa lalu.
Pertunjukan Dulmuluk biasanya menggabungkan unsur-unsur teater tradisional seperti musik Melayu, kostum kerajaan, serta gaya narasi yang kuat dan puitis.
Ini membuatnya bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana pendidikan budaya bagi generasi muda.