Nenek 107 Tahun Itu Kini di Tanah Nabi: Kisah Haru Jemaah Haji Tertua Indonesia Tahun 2025

Reporter: Sigit |

Editor: Selva |

Jumat , 16 May 2025 - 10:52

Kisah haru nenek berusia 107 tahun merupakan jamaah haji 2025 tertua di Indonesia yang kini telah di tanah nabi. Foto: kemenag--

nenek 107 tahun itu kini di tanah nabi: kisah haru jemaah haji tertua indonesia tahun 2025                            nasional, koranenimekspres.com - kisah haru nenek berusia 107 tahun merupakan jamaah haji tertua 2025 di indonesia yang kini telah di tanah nabi.
di usianya yang tak lagi muda—bahkan bisa dibilang sangat sepuh—sutiah sunyoto menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di tanah suci, madinah. 
usianya kini sudah 107 tahun. ya, benar, 107 tahun. 
dengan tubuh renta, namun semangat yang menyala-nyala, ia menjadi jemaah haji tertua asal indonesia dalam penyelenggaraan haji tahun 1446 hijriah / 2025 masehi.
baca juga:pemberangkatan kloter 11 tutup gelombang pertama haji embarkasi palembang: 370 jemaah bertolak ke tanah suci
senyum mengembang dari bibir keriputnya saat duduk santai di lobi hotel mesan aldauliyah, madinah. hari itu, rabu 14 mei 2025, nenek sutiah tampak sumringah saat tim media center haji (mch) daker madinah menghampirinya untuk berbincang. 
“mbah, gimana kabarnya?” sapa tim membuka percakapan. “sehat,” jawabnya singkat namun penuh energi, sambil tersenyum lebar.
tidak ada kesan lemah dari sosok nenek asal lampung ini. 
ia justru tampak lebih kuat dari yang dibayangkan. 
selama di madinah, ia rajin berjalan kaki menuju masjid nabawi dari hotel tempatnya menginap. 
baca juga:hangatnya layanan haji, ifan andri: seperti di rumah sendiri
padahal, cuaca di kota nabi ini cukup menyengat. 
tapi semangat ibadah seolah membungkam semua rasa lelah dan panas.
“shalat, sering,” jawabnya singkat saat ditanya apakah sering ke masjid. bahkan, ketika ditanya apakah masih kuat berjalan kaki, ia menjawab mantap, “kuat.” 
sebuah jawaban yang membuat siapa pun tercengang, sekaligus takjub akan kuasa allah swt yang menguatkan hamba-nya yang tulus dan ikhlas beribadah.
baca juga:tips penting jika barang tertinggal saat perjalanan haji: ini pesan petugas di madinah
nenek sutiah hanyalah seorang petani sederhana di kampung halamannya. setelah menua, aktivitas hariannya hanya seputar rumah, sesekali mencabut rumput di halaman. 
ia tidak memiliki rahasia khusus soal kesehatan. hanya saja, dalam kesehariannya, ia menjaga pola makan secara alami. 
“daging makan, ayam potong yang ndak makan, mas. mboten remen,” ungkapnya dengan logat jawa yang khas.
cita-cita naik haji sudah dipupuk sejak lama. 
pada 2013, ia mendaftar haji dengan harapan bisa menunaikan rukun islam kelima itu sebelum ajal menjemput. 
baca juga:bus shalawat siap layani jemaah haji indonesia 24 jam di makkah
dua belas tahun menunggu, tahun ini doanya dikabulkan. arab saudi menjadi saksi perjuangan spiritualnya yang panjang.
“di sini uenak. nggih. yo senang poko'e,” ungkapnya polos saat ditanya soal pengalaman tinggal di hotel selama di madinah. 
menurutnya, semua makanan yang disediakan panitia cocok di lidah. ia tampak menikmati setiap detik keberadaannya di tanah suci.
nenek sutiah telah dikaruniai 9 anak dan 25 cucu. 
baca juga:kemenag perketat layanan haji khusus: fokus perlindungan jemaah lansia dan berkebutuhan khusus
selama tujuh hari di madinah sejak 8 mei, ia sudah lima kali mengunjungi masjid nabawi. bagi banyak orang, jumlah itu mungkin biasa. 
tapi bagi perempuan berusia lebih dari satu abad, itu adalah pencapaian luar biasa.
kisah nenek sutiah adalah kisah tentang harapan yang tak lekang oleh waktu. 
tentang kekuatan iman yang melampaui batas usia. dan tentang bagaimana allah memelihara hamba-nya yang sabar dan istiqamah. 
baca juga:kemenag muara enim matangkan persiapan pemberangkatan jemaah haji
di usia senja, nenek sutiah tak hanya menjadi jemaah tertua, tetapi juga simbol bahwa tak ada kata terlambat untuk memenuhi panggilan-nya.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Enim Ekspres 17 Mei 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan