Dibangun dengan Utang dan Korban Jiwa: Kisah Kelam Tol Jagorawi, Cikal Bakal Revolusi Infrastruktur Indonesia

Tol Jagorawi, simbol kemajuan dan pengorbanan, menjadi tonggak sejarah infrastruktur Indonesia.--
KORANENIMEKSPRES. COM---Pada 9 Maret 1978, Presiden Soeharto meresmikan Jalan Tol Jagorawi, jalan tol pertama di Indonesia yang menghubungkan Jakarta, Bogor, dan Ciawi sepanjang 59 km.
Namun, di balik kemegahannya, tersimpan kisah pengorbanan dan kontroversi yang jarang terungkap.
Berdasarkan beberapa data dari berbagai sumber, bahwa gagasan pembangunan jalan tol berbayar pertama kali dicetuskan oleh Wali Kota Jakarta, Raden Sudiro, pada 1955.
Namun, baru pada 1973 proyek ini direalisasikan dengan dukungan dana dari APBN dan pinjaman luar negeri, termasuk bantuan sebesar USD 26 juta dari USAID.
Total biaya pembangunan mencapai Rp 350 juta per kilometer, menjadikannya proyek infrastruktur termahal pada masanya.
BACA JUGA:Cara Cek dan Isi Saldo e-Toll via HP: Panduan Lengkap untuk Semua Bank, Mudik Lebih Tenang!
Korban Jiwa dan Kontroversi
Pembangunan Tol Jagorawi tidak lepas dari tragedi. Sebanyak 22 pekerja, termasuk satu warga Korea Selatan, meninggal dunia selama proses konstruksi.
Selain itu, lebih dari 600 pohon dan lahan warga harus dikorbankan, memicu protes dari masyarakat.
Meskipun penuh kontroversi, Tol Jagorawi menjadi tonggak penting dalam sejarah infrastruktur Indonesia.
Keberhasilannya membuka jalan bagi pembangunan tol-tol lain di seluruh negeri, seperti Tol Trans Jawa dan Tol Laut.
BACA JUGA:Terungkap! Fungsi Lubang Kecil di Samping Jalan Tol yang Sering Diabaikan Pengemudi
Tol ini juga mempercepat waktu tempuh Jakarta-Bogor, mendorong pertumbuhan ekonomi di sekitarnya, dan menjadi model pengembangan infrastruktur nasional.
Dengan kisah yang penuh liku dan pengorbanan, Tol Jagorawi tidak hanya menjadi jalur transportasi, tetapi juga simbol perjuangan dan kemajuan bangsa Indonesia dalam membangun infrastruktur modern.