Ikut Sendiri
--
Beberapa kali ia seperti menyapukan pandangan ke wajah saya. Sesapuan. Beberapa kali. Sesekali sapuannya kepergok mata saya. Diam. Menyapu lagi. Diam.
Ketika kami turun dari kereta, ia mendatangi saya. Setengah tidak percaya, ia menyebut nama saya. Dengan tanda tanya. Kami pun bersalaman.
Itulah dewa penolong saya hari itu. Bukan cucu. Bukan anak. Bukan istri.
Ia orang yang baru saya kenal.
Saya pun kembali percaya dengan prinsip berikut: ''di dunia ini, di mana-mana, selalu ada orang baik''.
Ia anak Indonesia yang hebat --明天见(*)