Dampak Jembatan Ambruk, Ratusan Karyawan Dirumahkan

AMBRUK : Ambruknya jembatan Muara Enim berdampak pada perusahan minning kontraktor dan transportir amgkutan batubara.--
KORANENIMEKSPRES.COM, MUARA ENIM - Kejadian ambruknya jembatan Muara Lawai, Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat, Minggu 29 Juni 2025 lalu oleh angkutan batubara.
Bedampak pada ratusan nasib para pekerja minning kontraktor dan transportir.
"Pasca ambruknya jembatan Muara Lawai, berdampak pada pekerja minning kontraktor dan transportir kurang lebih mencapai 600 pekerja yang saat ini dirumahkan," ujar Kabid Hubungan Industrial Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Muara Enim, Iwan infandri, Jumat 1 Agustus 2025.
Pekerja yang dirumahkan sudah berjalan hampir dua bulan, kata dia, para pekerja hanya menerima gaji pokok saja. "Dua perusahaan itu bergerak mining kontraktor dan transportir saja yang lainnya tidak. Meski operasioal perusahan tidak berjalan, perusahaan tetap wajib membayar gaji pokok pekerja," ujarnya.
BACA JUGA:Jembatan Muara Lawai Dibangun Tahun 1977, Ambruk Oleh Angkutan Batu Bara
Agar tidak terjadinya PHK terhadap pekerja atau karyawan, lanjutnya, pihaknya mengingatkan perusahaan untuk membagi shift kerja sehingga kebutuhan operasinal perusahaan tetap berjalan.
Jika tidak ada titik temu yang mengakibatkan perusahan tidak beroperasi sehingga mengambil langkah merumahkan pekerja tetap membayar hak pekerja yakni gaji pokok.
Lanjutnya, untuk satu semester tahun 2025 belum ada perusahaan mengalami bangkrut yang berdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
"Begitu juga mediasi antar perusahan dengan karyawan keterlambatan pembayaran gaji, itu belum ada," terannya.
BACA JUGA:Jembatan Muara Lawai Ambruk, 2 Selamat, 1 Luring, 1 Luber
Jika terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di perusahaan pihaknya pasti menerima laporan tersebut. Sebelum terjadi PHK baik pekerja maupun perusahaan melapor.
PHK itu terjadi, kata dia, dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari sisi internal perusahaan maupun eksternal.
Penyebab umum PHK meliputi kondisi ekonomi yang memburuk, restrukturisasi perusahaan, otomatisasi, kinerja karyawan yang buruk, pelanggaran kebijakan perusahaan, dan alasan lainnya.