Kakan Kemenag Buka Kegiatan MGMP MI, Tegaskan Pentingnya Kurikulum Berbasis Cinta

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Muara Enim, H. Abdul Harris Putra, secara resmi membuka kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) . foto:ist--
MUARAENIM,KORANENIMEKSPRE.COM - Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Muara Enim, H. Abdul Harris Putra, secara resmi membuka kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Madrasah Ibtidaiyah (MI) wilayah kerja MIN 2 Muara Enim, pada Kamis 31 Juli 2025.
Kegiatan yang dihadiri puluhan guru MI ini juga diikuti oleh Kasi Pendidikan Madrasah, Efi Almansyah, serta menjadi ajang penguatan kompetensi dan penyamaan persepsi antar pendidik.
Dalam sambutannya, H. Abdul Harris Putra menekankan bahwa peran guru bukan hanya sebagai pengajar, melainkan sebagai pembentuk karakter dan kepribadian peserta didik.
Ia mengajak para guru untuk mengedepankan pendekatan pendidikan yang penuh kasih sayang, kehangatan, dan keteladanan.
BACA JUGA:Wujudkan Muara Enim Sehat MEMBARA, Forum Kabupaten Sehat Gelar Gotong Royong di Taman Adipura
BACA JUGA:7 Cara Bijak Membantu Anak Menghadapi Bully Oleh Guru
Menurutnya, madrasah harus menjadi rumah kedua bagi siswa, tempat di mana mereka tidak hanya menimba ilmu, tetapi juga belajar tentang nilai-nilai kehidupan, empati, dan moralitas.
“Kita ingin madrasah menjadi pusat pembentukan karakter yang berlandaskan akhlak mulia.
Tidak cukup hanya dengan capaian akademik yang tinggi, tetapi juga penting bagaimana anak-anak kita tumbuh menjadi pribadi yang peduli, santun, dan berempati,” ujar Harris.
Lebih jauh, Harris menyoroti program unggulan Kementerian Agama RI yakni Kurikulum Berbasis Cinta, yang baru-baru ini diluncurkan oleh Menteri Agama sebagai bentuk transformasi pendidikan Islam di Indonesia.
BACA JUGA:Waspada Karhutla di Puncak Kemarau, Sumsel Perkuat Sinergi Pengendalian
Kurikulum ini mendorong terciptanya suasana belajar yang menyenangkan, ramah anak, dan berorientasi pada penguatan nilai-nilai kemanusiaan dan spiritualitas.
Ia menyebutkan bahwa pendekatan ini sejalan dengan misi pendidikan Islam yang hakiki, yaitu mencerdaskan sekaligus menyejukkan hati.