Pemkab Muara Enim Meriahkan Parade Mobil Hias dan Pameran Dekranas di Surakarta Solo
Pemkab Muara Enim Meriahkan Parade Mobil Hias dan Pameran Dekranas di Surakarta Solo.(foto/ist)--
Tangga terbuat dari kayu terpisah dengan bangunan, sehingga mudah dilepaskan setelah digunakan lalu diselipkan dibawah bangunan tengkiang.
Hal ini di maksudkan agar padi hasil panen tidak mudah dicuri dan dimakan tikus.
Untuk melestarikan dan demi mendapat perlindungan hukum Pemerintah Kabupaten Muara Enim telah
mendaftarkan Kekayaan Intelektual Komunal bangunan Tengkiang Semende ke DJKI
Kemenkumham RI dan telah mendapatkan SURAT PENCATATAN INVENTARISASI KEKAYAAN INTELEKTUAL KOMUNAL EKSPRESI BUDAYA .
BACA JUGA:Penemuan Gas Besar di Laut Sumatra, SKK Migas dan Mubadala Energy Ungkap Potensi 8 TCF
Ambung adalah tempat yang digunakan untuk memudahkan membawa hasil hutan, pertanian
dan perkebunan yang telah digunakan sejak dahulu kala.
Di mana sebagian besar masyarakat Muara Enim adalah petani. Ambung terbuat dari anyaman rotan yang dibuat dengan Handmade
dari bahan dasar tumbuhan rotan yang terdapat di area hutan yang ada disebagain besar wilayah Kabupaten Muara Enim.
BACA JUGA:Calon Jamaah Haji Diminta Patuhi Jumlah Berat Beban Tas Bawaan
Menganyam rotan merupakan tradisi lama masyarakat Muara Enim secara turun temurun yang terdapat di beberapa Kecamatan di Kabupaten Muara Enim salah satunya Kecamatan Ujan Mas.
Masyarakat Muara Enim terutama perempuan memakai Ambung dengan cara meletakan tali ikatan ambung diatas kepala beralaskan kain yang disebut tengkuluk.
Kujur adalah senjata pusaka milik puyang pelawe yang berasal dari dusun tanjung Kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muara Enim, saat ini benda pusaka tersebut masih ada dan dijaga oleh keturunan puyang pelawe.