Kabar Gembira, Indonesia Mendapat Kuota 221.000 Jemaah untuk Haji Tahun 2025

Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, mengumumkan bahwa Indonesia memperoleh kuota haji sebanyak 221.000 jemaah untuk tahun 2025. (foto ist/Kemenag RI)--

BACA JUGA:Inilah Manfaat Daun Sirih Cina untuk Kesehatan Tubuh

Layanan fast track di tiga embarkasi, Jakarta, Solo, dan Surabaya, juga berjalan baik, dan layanan katering tetap diberikan hingga jelang puncak haji, pertama kali dilakukan dalam kuota normal setelah sebelumnya diterapkan pada 2022.

Kesuksesan juga terlihat pada proses puncak haji, di mana mitigasi yang dilakukan oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bersama otoritas Saudi berhasil memperlancar pergerakan jemaah dari Arafah ke Muzdalifah dan Mina. 

Skema murur atau melintas di Muzdalifah banyak diapresiasi, dengan jemaah yang diberangkatkan lebih awal dan sudah meninggalkan Muzdalifah pada pukul 07.37 waktu Saudi.

Namun, Yaqut menyatakan bahwa ada beberapa dinamika di Mina yang perlu dievaluasi. 

BACA JUGA:Caleg PAN Terpilih Ini Sebut Jalan Alternatif di Desa Lubuk Nipis Mendesak

Dengan kuota 213.320 jemaah, ruang yang tersedia kurang dari 0,8 meter persegi per orang, menimbulkan tantangan dalam hal kenyamanan dan keselamatan.

"Mina dari dulu seperti itu. Sejak kuota kembali normal pada 2017, isunya selalu soal kepadatan. Sehingga, menerima tambahan kuota selalu menjadi berkah sekaligus tantangan," jelas Yaqut.

Sementara itu,  Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq F Al Rabiah, menyatakan bahwa kesuksesan pelaksanaan haji merupakan hasil kerja sama antara Kantor Urusan Haji (KUH) dari berbagai negara dengan Kementerian Haji dan Umrah Saudi.

 Ia menyoroti bahwa pada tahun lalu, untuk pertama kalinya dalam sejarah, kuota haji diberikan setelah operasional haji.

BACA JUGA:Bilang Sama Jamaah Haji, Gak Perlu Belanja Oleh-oleh di Mekkah!

Sehingga langkah persiapan bisa dilakukan lebih cepat dan visa diterbitkan jauh sebelum operasional.

Tawfiq juga menyebutkan bahwa penerapan Kartu Nusuk berjalan sukses, memungkinkan identifikasi antara jemaah haji resmi dan tidak resmi. 

Para konsul haji dari KUH juga diberikan akses khusus ke Masyair dengan kartu ini untuk memantau pergerakan dan kondisi jemaah.

BACA JUGA:Momen Idul Adha, Pengunjung Lapas Kelas IIB Muara Enim Padat

Tag
Share