Penyebab Ibu Sering Marah-Marah

Reporter: Sherli |

Editor: Leo |

Selasa , 17 Sep 2024 - 07:47

Penyebab ibu sering marah-marah. FOTO:IST--

Jika seorang ibu merasa kurang didukung oleh pasangan, keluarga, atau lingkungannya, ia mungkin merasa sendirian dan kewalahan, yang bisa memicu kemarahan.

6. Perubahan hormon:

Faktor biologis, seperti perubahan hormon pasca-melahirkan (misalnya baby blues atau depresi pasca-melahirkan), juga dapat mempengaruhi suasana hati seorang ibu.

7. Komunikasi dengan anak:

Menghadapi anak-anak yang keras kepala, tantrum, atau tidak mendengarkan bisa sangat memicu frustrasi.

Penting untuk diingat bahwa marah adalah emosi yang normal.

Namun, jika sering terjadi, mungkin ada kebutuhan untuk lebih banyak dukungan, waktu untuk diri sendiri, atau bantuan dalam mengelola stres. (*)

penyebab ibu sering marah-marah                            koranenimekspres.com - seorang ibu mungkin sering marah-marah karena berbagai faktor, baik dari segi fisik, emosional, maupun situasional. beberapa alasan umum yang bisa menjadi penyebabnya adalah:
1. kelelahan: 
tugas mengurus rumah tangga, anak-anak, dan mungkin pekerjaan di luar rumah bisa membuat ibu merasa sangat lelah. 
kelelahan fisik dan mental dapat meningkatkan emosi negatif.
baca juga:faktor yang menyebabkan anak laki-laki lebih dekat dengan ibu
2. stres: 
tanggung jawab sebagai ibu bisa sangat berat. stres karena tanggung jawab finansial, tekanan sosial, atau peran ganda (seperti bekerja sambil mengurus keluarga) sering kali menyebabkan ledakan emosi.
3. kurang tidur: 
banyak ibu, terutama yang memiliki anak kecil, sering kurang tidur. 
baca juga:hak seorang ibu terhadap anak laki-laki yang sudah menikah 
kurang tidur dapat menyebabkan suasana hati buruk dan lebih mudah tersulut emosi.
4. harapan yang tidak realistis: 
ibu mungkin merasa tertekan karena harapan sosial atau pribadi untuk menjadi "sempurna". ketika realitas tidak sesuai dengan harapan, rasa frustrasi bisa muncul.
5. kurangnya dukungan: 
baca juga:7 wanita yang wajib umat muslim teladani
jika seorang ibu merasa kurang didukung oleh pasangan, keluarga, atau lingkungannya, ia mungkin merasa sendirian dan kewalahan, yang bisa memicu kemarahan.
6. perubahan hormon: 
faktor biologis, seperti perubahan hormon pasca-melahirkan (misalnya baby blues atau depresi pasca-melahirkan), juga dapat mempengaruhi suasana hati seorang ibu.
7. komunikasi dengan anak: 
baca juga:sma bukit asam dan puskesmas tanjung enim gelar aksi bergizi nasional
menghadapi anak-anak yang keras kepala, tantrum, atau tidak mendengarkan bisa sangat memicu frustrasi.
penting untuk diingat bahwa marah adalah emosi yang normal. 
namun, jika sering terjadi, mungkin ada kebutuhan untuk lebih banyak dukungan, waktu untuk diri sendiri, atau bantuan dalam mengelola stres. (*)

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Enim Ekspres 20 September 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan