DESA IMPIAN, Upaya Bukit Asam (PTBA) Wujudkan Mimpi Masyarakat Mandiri dan Lingkungan Lestari
DESA IMPIAN, Upaya Bukit Asam (PTBA) Wujudkan Mimpi Masyarakat Mandiri dan Lingkungan Lestari--
BACA JUGA:Bukit Asam (PTBA) Raih Platinum di Asia Sustainability Reporting Rating 2024
Para pekerja SIBA Pembibitan berasal dari keluarga prasejahtera dan mantan pekerja PETI.
Budidaya Burung Puyuh
PTBA juga mendorong transformasi di Desa Seleman yang berjarak sekitar 15 kilometer (km) dari Tanjung Karangan.
Tonidi, warga Desa Seleman, menuturkan bahwa banyak penduduk sekitar yang bekerja di PETI. Dirinya pun pernah bekerja sebagai tukang las di PETI.
BACA JUGA:Berdayakan Masyarakat, Bukit Asam (PTBA) Sulap Lahan Tidak Produktif di Sukamoro
Ia mengaku tidak tenang bekerja di PETI. Ada rasa was-was terkena razia. Belum lagi risiko kecelakaan kerja.
"Awalnya kami bekerja di PETI. Tapi kami kemudian menyadari bahwa kami harus keluar dan mencari mata pencaharian lain," kata Tonidi.
Bersama kawan-kawannya, Tonidi mendirikan Kelompok Bangsal Pematang yang beranggotakan 15 orang. Dengan dukungan PTBA, mereka memulai usaha budidaya burung puyuh pada April 2024.
"Kami mendapat bantuan 200 ekor indukan burung puyuh yang siap bertelur, kendang, pakan, pelatihan, dan sebagainya dari Bukit Asam," ujarnya.
BACA JUGA:Bukit Asam (PTBA) Raih Tiga Penghargaan di Ajang BUMN Branding & Marketing Awards 2024
Dalam sehari, Kelompok Bangsal Pematang bisa memperoleh 8-9 butir telur burung puyuh. Omzet dari usaha ini mencapai kurang lebih Rp 10 juta per bulan.
Tak hanya telurnya, kotoran burung puyuh juga bernilai ekonomi. Kelompok Bangsal Pematang memasok kotoran burung tersebut ke SIBA Pembibitan untuk diolah menjadi pupuk organik.
"Kita kerja sama dengan kelompok (SIBA) Pembibitan untuk suplai kotoran burung. Kotoran burung tersebut dimanfaatkan untuk pupuk," tutur Tonidi.