Menguatkan Toleransi dan Nasionalisme: Empat Fokus Utama Kementerian Agama

Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan menguatkan toleransi dan nasionalisme masuk empat isu utama yang menjadi prioritas Kementerian Agama. Foto: kemenag--

NASIONAL, KORANENIMEKSPRES.COM,- Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan menguatkan toleransi dan nasionalisme masuk empat isu utama yang menjadi prioritas Kementerian Agama dalam memperkuat kehidupan beragama dan kebangsaan di Indonesia. 

Hal ini disampaikannya dalam Dialog Lintas Agama di Masjid Istiqlal, yang dihadiri oleh tokoh lintas agama, termasuk Guru Besar Al-Azhar Kairo Muhammad Abdusshomad, Perwakilan Keuskupan Agung Jakarta Romo Antonius Suryadi, Perwakilan Persekutuan Gereja Kristen Protestan Martin Lukito Sinaga, serta Ketua OIAA Indonesia TGB Muhammad Zainul Majdi.

Isu pertama yang disoroti Kementerian Agama adalah menjaga harmoni antarumat beragama.

Menteri Agama menegaskan bahwa membangun keharmonisan dalam masyarakat yang beragam adalah kunci terciptanya kehidupan yang damai. 

BACA JUGA:Kakan Kemenag Muara Enim Serahkan SK PPNPN dan GTT di Gelumbang

Moderasi beragama perlu diperkuat, dan toleransi harus dipahami dengan lebih mendalam.

“Toleransi bukan hanya sekadar hidup berdampingan tanpa interaksi. Toleransi sejati mengikat kita dengan tali kasih dan saling menghormati,” ujar Menag dalam sambutannya pada Jumat 7 Februari 2025. 

Ia menekankan pentingnya membangun hubungan yang positif dan saling memahami antaragama.

Isu kedua adalah penguatan kurikulum berbasis cinta dalam pendidikan agama. 

BACA JUGA:Kakan Kemenag Muara Enim: Pahami Rukun, Wajib dan Sunnah Dalam Ibadah Haji

Menteri Agama menekankan bahwa ajaran agama harus didasarkan pada nilai kasih sayang, bukan kebencian. 

Ia menyoroti pentingnya peran tenaga pendidik dalam membentuk pemahaman agama yang inklusif.

“Guru agama tidak boleh menanamkan kebencian terhadap kelompok agama lain. Kita berpegang teguh pada ajaran masing-masing, tetapi tidak berhak menyesatkan atau merendahkan keyakinan orang lain,” tegasnya. 

Pendidikan agama yang berlandaskan cinta akan menghasilkan generasi yang lebih toleran dan harmonis.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan