Aspal yang Menyambung Ekonomi: Tol Sumsel Jadi Mesin Baru Pertumbuhan Pulau Sumatera
Tol Sumsel pacu konektivitas ekonomi, dorong industri, logistik, ekspor, energi hijau, dan UMKM--
Kehadiran jalan tol telah membawa dampak langsung pada perekonomian lokal. Di beberapa rest area seperti yang ada di ruas Tol Palembang-Indralaya, muncul deretan UMKM kuliner khas Sumsel, dari pempek, pindang, hingga kerajinan rotan.
Sementara itu, Kawasan Industri Tanjung Enim yang terhubung langsung dengan jaringan tol ini diproyeksikan menciptakan ribuan lapangan kerja baru dan menyerap tenaga kerja lokal.
Akses Pelabuhan dan Energi Hijau: Sumsel Siap Mendunia
BACA JUGA:Ubah Peta Ekonomi Pulau Sumatera: Negara Persembahkan 4 Tol Baru dari Sumsel ke 4 Provinsi
Jaringan tol Sumsel juga dirancang untuk terhubung dengan Pelabuhan Baru Palembang.
Hal ini memperkuat akses ekspor produk unggulan seperti kopi robusta, batu bara ramah lingkungan, dan minyak sawit, langsung ke pasar Asia dan Timur Tengah.
Tak hanya itu, tol ini juga akan menopang mobilisasi material untuk proyek energi hijau seperti PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) di Palembang dan proyek gasifikasi batu bara di Muara Enim — menjadikan Sumsel sebagai pionir energi bersih nasional.
Kini, Sumatera Selatan bukan hanya simpul lalu lintas — tapi episentrum transformasi ekonomi.
Dari Palembang hingga Lahat, dari Muara Enim hingga Banyuasin, konektivitas menjadi katalis yang menyalakan mesin pertumbuhan.
Tol di Sumsel bukan sekadar proyek fisik, tetapi pernyataan masa depan: bahwa kemajuan bisa dibangun dari aspal yang menyambung antar kehidupan.
Dan dari setiap ruas yang terbuka, Sumatera kini benar-benar terhubung — bukan hanya secara geografis, tapi juga secara ekonomi.