Tol Sumsel Menembus Zaman: Dari Jalan Baru Menuju Revolusi Ekonomi Bumi Sriwijay
Jaringan tol Sumsel mengubah peta ekonomi, konektivitas, dan masa depan Bumi Sriwijaya.(foto ist)--
Jalur ini menjadi pembuka isolasi wilayah barat Sumsel. Akses langsung ke Pelabuhan Baai Bengkulu menciptakan peluang baru di sektor ekspor dan pariwisata yang selama ini tertahan oleh keterbatasan infrastruktur.
Transportasi Publik Ikut Naik Kelas
Pembangunan Sumsel tidak hanya berfokus pada kendaraan pribadi. Transportasi massal berbasis rel juga diperkuat.
BACA JUGA:Tol Trans Sumatera Jadi Mesin Ekonomi Baru, UMKM hingga Industri Tumbuh Pesat
LRT Sumsel, yang awalnya dibangun untuk Asian Games, kini menjadi tulang punggung mobilitas Palembang.
Revitalisasi Jalur KA Kertapati–Lahat meningkatkan kapasitas angkut penumpang dan barang dari kawasan tambang ke pusat ekonomi.
Keduanya berperan menekan emisi karbon sekaligus memperluas akses transportasi publik bagi masyarakat.
Pelabuhan dan Kawasan Industri: Episentrum Baru
Transformasi Sumsel diperkuat oleh pengembangan pusat-pusat ekonomi baru.
Palembang New Port
Bukan sekadar pelabuhan tambahan, tetapi calon pusat logistik internasional. Dengan sistem modern, pelabuhan ini diproyeksikan menjadi gerbang ekspor-impor utama Sumsel.
BACA JUGA:Tol Palembang–Betung Sudah 73 Persen Rampung
Kawasan Industri Tanjung Enim
Wilayah yang dulu identik dengan batu bara kini diarahkan menjadi kawasan industri berbasis teknologi, termasuk **gasifikasi batu bara ramah lingkungan**—tanda pergeseran menuju ekonomi bernilai tambah.
Pertanian, Air, dan Energi Hijau
Transformasi Sumsel juga menyentuh sektor dasar kehidupan.
Bendungan Tiga Dihaji serta jaringan irigasi Lematang dan Komering menopang ribuan hektare lahan pertanian, memperkuat ketahanan pangan di tengah perubahan iklim.
Green Refinery RU III Plaju dan gasifikasi batu bara Muara Enim menandai langkah Sumsel menuju energi berkelanjutan.