Mengenal Sang Dermawan dan Pendiri serta asal usul Masjid Agung Muara Enim
Foto : Masjid Agung Muara Enim--
Penulis : Fredy Boyas (Kance Mang Boy)/ Humas Masjid Agung Muara Enim
ENIMEKSPRES.CO - Kurang lebih pada tahun 90 an, ada seorang pengusaha sukses asli Putra Daerah Kelahiran Tanjung Enim Kabupaten Muara Enim, beliau bertugas dan lama tinggal di Pulau Jawa (Jakarta), datang ke Daerah Tingkat ll Muara Enim dengan tujuan dan bermaksud ingin mendirikan sebuah Masjid yang berada di Pusat Kota Muara Enim.
Beliau adalah Brigjen TNI (Purn.) Sjarnoebi Said, Ketua Umum PSSI (1982-1983) dan pengurus klub Krama Yudha Tiga Berlian.
SJARNOEBI SAID Lahir : Tanjung Enim Kabupaten Muara Enim /LIOT (Dahulu Lematang Ilir Ogan Tengah) Sumatara Selatan, 18 Januari 1927 Agama : Islam Pendidikan : - SD, Muara Enim (1938) - SMP, Muara Enim (1947) - SMA, Jakarta (1955) - Fakultas Hukum Universitas Indonesia (tidak selesai, 1959 ) adapun Jabatan dan pernah bertugas diantaranya :
Kursus Strategi Intelijen, Hawaii, AS (1959) - Suspi Angkatan I/Migas, Pelabuhan Ratu (1973) Karir : - Pejabat Kepala Dinas Intel Resimen Brigade Garuda Merah (1946-1947) - Penjabat Kepala Dinas Intel Sub-Teritorium Palembang ( 1947- 1949) - Staf Seksi I Teritorium II MBAD (1950-1952). - Asisten Kepala Deputi I Teritorium II (1952-1958). - Deputi Panglima Teritorium II/Sriwijaya (1958-1959). - Staf Pribadi KSAD (1959-1961). - Staf Komando Tertinggi Operasi Ekonomi (Kotoe), 1964-1967). - Karyawan Pertamina (1968-1975): Kepala Divisi Pemeliharaan. - Penjabat Kepala Humas. - Kepala Biro Logistik/Kendaraan Bermotor. - Presiden Komisaris PT Krama Yudha (1975-sekarang). Presiden Komisaris PT Colt Engine Manufacturing Kegiatan Lain : - Ketua II PSSI (1971-1975) - Ketua Umum PSSI (1981-1983) - Ketua Departemen Pelayanan Kadin (1972-1977) - Pelindung Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (1972-1977).
BACA JUGA:Aktif Bantu Petani di Semende
BACA JUGA:Dua Bulan Buron, Pelaku Curi Perlengkapan Pertanian Dibekuk Tim Trabazz
Sjarnoebi Said pernah bercita-cita menjadi orang Indonesia pertama yang memiliki pabrik mobil. Tapi, "Belum bisa, sebaiknya dimulai dari usaha perakitan dulu," katanya. Merintis bisnis pada awal 1970, brigjen purnawirawan ini mendirikan perusahaan yang kini dikenal sebagai Krama Yuda Group. Didukung enam anak perusahaan di Jakarta dan Surabaya, perusahaan itu mengageni dan merakit berbagai tipe kendaraan bermotor merk Mitsubishi. Konon, sejak berdirinya hingga sekarang, Krama Yuda telah memproduksi dan mengalirkan lebih dari 405.345 unit mobil. Mulai dari truk, sampai sedan galant dan Lancer.
Pada akhir 1983, dengan modal US$130 juta, ia mendirikan PT Colt Engine Manifacturing (CEM), yang khusus membuat mesin kendaraan Colt. Sebelumnya, mesin itu harus didatangkan dari Jepang.
Dihadiri lebih dari 300 undangan, di antaranya Menteri Perindustrian Hartarto, Menteri Tenaga Kerja Sudomo, dan Menko Kesra Alamsyah Ratu Perwiranegara, Sjarnoebi sibuk setelah upacara peresmian memamerkan produk barunya. Seperti mesin jenis Gasolin 1597 cc dan 1439 cc, kemudian Diesel Engine 3298 cc dan 6557 cc. Toh, dia tidak lupa, pasar kendaraan bermotor saat itu sedang menurun. "Kalau bisa sama dengan produksi 1984 saja, sudah baik," katanya.
Berperawakan tidak terlalu gemuk dengan kulit kuning langsat, ia mengaku sejak kecil sudah dididik berdiri sendiri oleh ayahnya, Almarhum T. Said gelar Krama Yuda, yang petani dan agen mesin jahit Singer. Sjarnoebi kecil mencari uang sendiri dengan berjualan koran, majalah, dan daun pisang, di stasiun Suban Jeriji.
Beroleh kursus militer Jepang sebelum menamatkan SMA, anak keempat dari tujuh bersaudara ini sempat dua tahun kuliah di FH-UI, 1960. Lalu mengikuti kursus intelijen di Hawaii, juga kursus manajemen bisnis perminyakan dan gas bumi di Jakarta, 1973. Selama 32 tahun dalam dinas militer, sejak 1945, ia telah memangku berbagai jabatan penting. Terakhir, Sjarnoebi menjabat sebagai Kepala Divisi Pemeliharaan dan Pengamanan Pertamina pada zaman Ibnu Sutowo. Atas jasa-jasanya, ia menerima 11 tanda kehormatan dari pemerintah RI.
Menggemari sepak bola, Sjarnoebi pernah menjadi Ketua Umum PSSI, 1981-1983. Pada masa kepengurusannya lahir Liga Sepak Bola Utama (Galatama). Juga keputusan kontroversial melarang pemain asing memperkuat Galatama. Ia kecewa dari Ketua Umum PSSI sebelum masa jabatannya selesai, karena kegagalan tim PSSI SEA Games XII/Singapura.
Beliau Menikah dengan Rasdiana, ia berputra tunggal, dengan alamat rumah Jalan Lembang 53 Menteng Jakarta Pusat. (Sumber : Hak Cipta PDAT.)