Gelar Sedekah Adat Selama Dua Hari
Foto : Sigit/enimeks SEDEKAH ADAT: Foto bersama Pemdes Pelempang dan tokoh masyarakat saat acara sedekah adat.--
KELEKAR - Pemerintah Desa Pelempang Kecamatan Kelekar, bersama masyarakat menggelar acara sedekah adat pada Minggu (3/12) kemarin. Dalam acara tersebut, terlihat antusias masyarakat desa Pelempang, baik yang bermukim maupun warga perantauan serta kerabat dari luar desa. Bahkan dari luar provinsi ikut serta berpartisipasi.
Tahapan sedekah dusun yang salah satunya adalah ziarah makam Raden Bagus Natawijaya atau yang lebih dikenal warga sebagai Puyang Lebak Elang, begitu warga menyebutnya.
Entah apa dan bagaimana asal mulanya, konon Puyang Lebak Elang adalah asal muasal Puyang tersebut merupakan pendiri Desa Pelempang.
Terlihat semaraknya desa berbeda dari hari biasanya. Pasalnya acara sedekah adat dihadiri oleh ketua adat Desa Pelempang Abd. Wani beserta perangkat desa, ketua BPD, tokoh adat, tokoh masyarakat serta warga desa Pelempang.
Selain ziarah, acara ini juga sebagai momentum silaturahmi dan doa bersama.
Salah satu warga perantauan asal Desa Pelempang adalah Mat Zainal yang jauh-jauh dari Sulawesi Selatan. Sengaja pulang ke desa Pelempang hanya untuk menyaksikan acara sedekah adat ini
BACA JUGA:PKK Gelar Penyuluhan Narkoba untuk Remaja
BACA JUGA:Kembangkan Ekskul Tapak Suci
“Tiap tahun, saya sengaja pulang dari Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan sekaligus silaturahmi dengan keluarga,” ujar Mat Zainal didampingi Edi Chandra.
Adapun cara sedekah dusun Desa Pelempang pada tahun ini sedikit berbeda daripada tahun-tahun yang lalu. Seperti diadakannya acara open house masing-masing rumah warga desa, dan juga ada pula yang mengadakan acara open house pada hari berikutnya.
Rangkaian acara sedekah adat tersebut berlangsung selama dua hari berturut turut. Berziarah ke makam Puyang Lebak Elang. Dilanjutkan dengan kesenian masyarakat berupa seni Debus sebagai salah satu kesenian tradisional yang dimiliki warga masyarakat Kecamatan Kelekar.
Sebagai informasi, Seni debus adalah salah satu seni atraksi seni beladiri tradisional dengan menggunakan senjata tajam berjenis debus yang terbuat dari besi runcing yang digunakan pada saat atraksi, diiringi pantun dan tarian tradisional dengan dipandu oleh pawang desa selaku tokoh adat desa.(git)