Saat ini, Puskesmas di Lawang Kidul harus menangani pasien dalam jumlah yang jauh lebih banyak dari kapasitas ideal.
Selain itu, tingginya tingkat polusi akibat aktivitas industri juga menjadi faktor yang berkontribusi terhadap meningkatnya kasus penyakit pernapasan, seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Oleh karena itu, penambahan satu puskesmas baru di Kecamatan Lawang Kidul akan sangat membantu dalam mendistribusikan layanan kesehatan secara lebih merata dan mengurangi tekanan pada fasilitas yang sudah ada.
Sebagai ibu kota kabupaten, Kecamatan Muara Enim memiliki jumlah penduduk yang terus bertambah setiap tahunnya.
BACA JUGA:SMA Bukit Asam dan Puskesmas Tanjung Enim Gelar Aksi Bergizi Nasional
Selain itu, wilayah ini juga menjadi pusat layanan kesehatan bagi masyarakat dari kecamatan lain yang membutuhkan fasilitas kesehatan lebih lengkap.
Dengan hanya satu puskesmas yang ada saat ini, kapasitas pelayanan kesehatan menjadi terbatas.
Selain layanan pengobatan, puskesmas di Kecamatan Muara Enim juga bertanggung jawab atas berbagai program kesehatan masyarakat, seperti imunisasi, posyandu, pemeriksaan ibu hamil, dan pengendalian penyakit menular.
Kelebihan kapasitas ini dapat berdampak pada menurunnya kualitas pelayanan serta meningkatnya waktu tunggu pasien.
BACA JUGA:Cegah Stunting, PAMA SSBA Bersama Puskesmas Tanjung Enim Gelar Pemeriksaan Kesehatan Balita
Oleh karena itu, penambahan satu puskesmas baru menjadi langkah strategis untuk meningkatkan efektivitas layanan kesehatan di wilayah ini.
Dr. Eni menekankan bahwa salah satu kendala utama dalam pembangunan puskesmas baru adalah ketersediaan lahan yang memenuhi standar kesehatan.
Oleh karena itu, pihaknya telah mengajukan permohonan agar pemerintah daerah dapat menyediakan lahan yang cukup luas untuk pembangunan fasilitas ini.
Selain itu, dari sisi sumber daya manusia (SDM), Dinas Kesehatan Muara Enim telah memastikan bahwa tenaga kesehatan yang tersedia cukup untuk mengisi puskesmas baru.
Sedangkan untuk pengadaan alat kesehatan (alkes), umumnya akan dialokasikan dalam anggaran bertahap, misalnya pembangunan fisik dilakukan tahun ini, sementara pengadaan alkes dilakukan pada tahun berikutnya.