- Ogan Komering Ulu Selatan – Rp9.680.000
- Pagar Alam – Rp10.245.000
Perbedaan ini memberikan gambaran tentang ketimpangan konsumsi antar wilayah yang masih cukup tinggi.
Palembang yang merupakan ibu kota provinsi, memiliki infrastruktur ekonomi yang jauh lebih mapan dibandingkan kabupaten yang tergolong baru atau masih berkembang seperti PALI dan OKU Selatan.
Menurut pakar ekonomi regional, pengeluaran perkapita yang tinggi bisa berarti dua hal: meningkatnya daya beli masyarakat atau melonjaknya harga kebutuhan pokok.
Oleh karena itu, data ini penting tidak hanya bagi kalangan pemerintahan dan pengambil kebijakan, tetapi juga bagi investor, pelaku UMKM, hingga masyarakat umum.
"Tren kenaikan angka pengeluaran ini bisa menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi Sumsel, tapi juga perlu diwaspadai jika kenaikannya justru karena inflasi harga kebutuhan dasar," ujar seorang analis di Sumsel.
BACA JUGA:Lewat Belasan PSN dan Magnet Investasi Sumsel Meniti Rel Daya Saing Global
Apa Dampaknya?
Investor akan lebih tertarik ke daerah dengan daya beli tinggi seperti Palembang dan Prabumulih.
Pemerintah Daerah bisa merancang kebijakan subsidi atau bantuan sosial di wilayah dengan daya beli rendah.
UMKM dan pengusaha lokal bisa menyesuaikan harga produk atau jasa sesuai tingkat konsumsi masyarakat di daerahnya.
Dengan kata lain, data ini bukan sekadar angka, tapi gambaran nyata tentang ekonomi masyarakat Sumatera Selatan tahun 2024.