Palembang, koranenimekspres.com - Sebanyak 1.312.702 ha lahan siap cetak sawah di Sumsel demi menuju daerah penghasil padi dan beras No 1 di Indonesia.
Per tahun 2024, Provinsi Sumsel yang berpehuni hampir 10 juta jiwa ini masih bertengger di peringkat No 3 dan 4 sebagai daerah penghasil padi dan beras terbesar di Indonesia.
Target menjadi daerah terbesar penghasil padi dan beras ini sebelumnya telah ditetapkan Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat mendampingi Presiden Prabowo Tanam Padi Serentak di Sumsel 23 April 2025.
Tahun 2025 ini target produksi beras di Sumsel 3,7 ton hingga 4 ton.
BACA JUGA:Inilah Daerah di Sumsel Penghasil Padi dan Beras 3 Besar di Indonesia dan No 1 di Sumatera
Tahun lalu, menghasilkan 2,9 ton melampaui hasil produksi beras nasional yang hanya 2,4 ton.
Menjadi daerah penghasil padi dan beras No 1 terbesar di Indonesia ini juga dimaksudkan untuk mengangkat pertumbuhan ekonomi Sumsel yang tahun 2024 lalu sudah di angka 5,8 persen, melebihi pertumbuhan ekonomi nasional.
Ke depan, Sumsel ingin pertumbuhan ekonomi menyentuh angka 6,0 persen.
Salah satu wujud nekat dan serius Sumsel menuju daerah penghasil padi dan beras terbesar di Indonesia itu, Gubernur Sumsel H Herman Deru memimpin rapat koordinasi percepatan pelaksanaan kegiatan optimasi lahan dan cetak sawah tahun 2025 di Provinsi Sumsel yang dihadiri dari berbagi unsur yang terlibat yakni Unsur TNI, Akademisi, Bupati/walikota dan OPD Sumsel. Griya Agung, 24 April 2025.
BACA JUGA:Sumsel Menuju Daerah Penghasil Padi dan Beras Terbesar Nomor 1 di Indonesia
Dalam penjelasannya Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan sebagai landasan awal optimalisasi lahan yakni melaksanakan SID (Survey Investigasi Desain) pada lahan yang berpotensi optimalisasi lahan sehingga dapat melaksanakan kegiatan Opla secara komprehensif, yang mana target Opla tahun 2025 sebanyak 106.357 ha.
"Kedepan kita harus ada peta besar, sehingga tau secara konprehensif, clean and clear tidak? Bermasalah tidak, dengan Opla ini kita sambut dengan gembira, kita target minggu pertama bulan Mei kita sudah selesai dengan kontrak SID," ungkapnya.
Menurut Herman Deru dalam pelaksanaan percepatan optimalisasi lahan dan cetak sawah lahan ini perlu dukungan semua pihak.
Makanya semua pihak terkait hadir pada malam ini untuk mendukung program ini sekaligus penandatangan Memorandum of Understanding (MoU).