TANJUNG ENIM, ENIMEKSPRES.CO - Masyarakat di Kelurahan Pasar Tanjung Enim sangat berharap ada bantuan untuk rehap Posyandu yang tak jauh dari Kantor Lurah, tepatnya di RW 07 Kelurahan Pasar Tanjung Enim Kecamatan Lawang Kidul. Menurut informasi yang disampaikan, bahwa Posyandu Kelurahan Pasar itu sudah 25 tahun tidak pernah mendapatkan bantuan rehap bangunan.
Menurut salah satu Kader Posyandu, Nesti Goestonaini menerangkan, pemukiman masyarakat Kelurahan Pasar Tanjung Enim terus berkembang, kemudian lagi pelayanan kesehatan khususnya untuk ibu hamil dan anak juga harus tersedia. "Awal pembangunan posyandu dimulai dari tak adanya tempat untuk melakukan konsultasi ibu hamil, balita serta peran lainnya layaknya pelayanan posyandu yang dibantu oleh tenaga kesehatan dari puskesmas Tanjung Enim," ungkap Nesti, Sabtu (30/12). Pada saat itu ulas Nesti, bahwa Lurah kelurahan Pasar Tanjung Enim dijabat oleh M Soleh SE (Alm) dibantu oleh ketua RT 01 Hijazi dan Kepala Lingkungan 07 HS Sudarman (Alm) pada tahun 1999 dengan mengadakan rapat warga bertempat di Langgar Al Amiiin Pasar Pagi, setelah menjelaskan beberapa poin maka disepakati untuk membangun posyandu dan sekaligus menghimpun dana dan material. Sekaligus disepakati bahwa Ketua panitia adalah Hijazi para pekerja adalah seluruh nya dari masyarakat dan hanya Satu orang Tukang yaitu Supomo Alias Mang Keling (Alm) sebagai kepala tukang. BACA JUGA:3.620 Pelamar Lolos Seleksi Jabatan Fungsional Teknis CPPPK Kemenag BACA JUGA:2024 Bakal 3 Kali Terjadi Gerhana "Ketua panitia berusaha mulai mengumpulkan material yang disepakati dan saat itulah pembangunan posyandu dimulai, sekalipun harus menggunakan sebagian uang gaji tiap bulannya namun tekat Ketua pelaksana pembangunan dan Lurah pasar terbilang nekat untuk merampungkan pekerjaan ini dan alhasil hampir Satu tahun tepatnya di bulan Desember 1999 posyandu ini diresmikan penggunaannya," urainya. Kemudian, menginjak di tahun 2002 lanjut Nesti lagi bahwa pemerintah kecamatan Lawang Kidul bersama PT Bukit Asam berencana melakukan perbaikannya jalan pasar pagi dan konsekuensi nya Posyandu yang sudah berjalan tersebut harus dibongkar. Dengan catatan bahwa Camat Lawang Kidul waktu itu akan bertanggung jawab sepenuhnya dan akan mengusulkan pembagunan Posyandu yang baru ke pihak CSR Bukit Asam . Hingga di tahun 2005 posyandu pasar berdiri di depan kantor Lurah hingga dengan sekarang ini. "Jika ada istilah bayi yang melahirkan di posyandu ini maka dapat diartikan sejak bayi hingga mempunyai bayi para generasi di pasar pagi ini tetap menggunakan sarana Posyandu," Jelasnya. Memasuki akhir tahun dan menjelang tahun baru di 2024 kader senior berharap agar kiranya pemerintah provinsi dan pemerintah Kabupaten dapat memperhatikan peran kader kader posyandu dimana untuk transportasi sebesar 25.000 saja tidak ada dan ini sudah berjalan hampir 5 tahun. BACA JUGA:Program RLHB Menjadi Prioritas BAZNAS Muara Enim BACA JUGA:Indonesia Aman dari Serangan Teroris di 2023 "Hal ini sangat berbeda di mana pada saat pemerintahan Gubernur Bapak H.Alex Noerdin beberapa tahun lalu peran Posyandu dan para kader sangat diperhatikan," imbuhnya. Selain itu pula gedung posyandu lambat laun termakan usia dan beberapa ornamen di dalamnya kerap mendapati kerusakan seperti lapuk termakan usia keropos serta bocor sehingga diperlukan dana untuk perawatan yang mungkin dipergunakan dalam jangka waktu dua atau tiga tahun sekali. "Kondisi seperti ini untuk perawatan Biasanya kita minta bantuan dari CSR PT Bukit Asam namun di penghujung tahun ini ternyata dari csr-nya sendiri sudah merubah format penyaluran bantuan di mana Posyandu harus memiliki rekening khusus posyandu yang semuanya kita anggap itu tidak mungkin karena setiap Posyandu yang ada di Indonesia merupakan sumber daya kesehatan masyarakat milik masyarakat untuk kepentingan masyarakat sehingga tidak memungkinkan untuk membuka rekening atas nama Posyandu tersebut,"pungkasnya.(git)
Kategori :