Menanam Benih Wirausaha dari Kampus: Menakar Asa Indonesia Emas 2045

Minggu 25 May 2025 - 13:53 WIB
Reporter : Sigit
Editor : Sherli

NASIONAL,KORANENIMEKSPRES.COM - Indonesia memiliki potensi demografi yang luar biasa. 

Hingga tahun 2045—tepatan ketika negeri ini memasuki usia emas satu abad—sekitar 70 persen dari total penduduknya akan berada dalam usia produktif, yakni 15 hingga 64 tahun.

Namun, di balik angka optimistis itu, tersembunyi tantangan serius: hanya sebagian kecil dari kaum muda tersebut yang benar-benar menapaki jalur kewirausahaan.

Hal itu diungkapkan Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso, dalam kuliah umum bertajuk Workshop Young Future Leader yang digelar di Auditorium Fisipol UGM, Jumat 22 Mei 2025.

BACA JUGA:Kalau Lagi di Sumsel Kunjungi 10 Tempat Wisata Alam Favorit Ini: Keren dan Instagramable

BACA JUGA:Indonesia 2 Besar Penyumbang Kabut Asap Terbanyak Global: Maksimalkan Pengendalian Karhutla

Dalam paparannya, Mendag Budi menekankan bahwa dari sekitar 65 juta pelaku UMKM, hanya sedikit yang benar-benar mampu mengelola bisnis secara optimal.

"Rasio kewirausahaan Indonesia masih stagnan di angka 3,3 persen. Kita tertinggal dari negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, bahkan Vietnam,” tegasnya.

Ironi inilah yang menjadi titik tolak inisiatif baru Kementerian Perdagangan: menggandeng perguruan tinggi sebagai lumbung pembibitan wirausaha muda. Melalui program kolaboratif dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), pemerintah berkomitmen memanfaatkan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai medium pengabdian sekaligus pemberdayaan ekonomi kerakyatan.

"Kami ingin mahasiswa tidak hanya belajar teori di kampus, tapi juga terjun langsung mendampingi pelaku UMKM di masyarakat. Salah satunya lewat digitalisasi toko kelontong," jelas Budi.

BACA JUGA:Jangan Tinggalkan Shalat Fajar Ini Keutamaannya

BACA JUGA:Palembang Jadi Pusat Jalan Tol Trans Sumatera, Dorong Investasi dan Pertumbuhan Sumsel!

Melalui kegiatan ini, mahasiswa akan membekali para pedagang tradisional dengan keterampilan digital yang aplikatif: dari manajemen inventaris, optimalisasi proses bisnis, hingga peningkatan pengalaman pelanggan berbasis teknologi. Harapannya, transformasi digital tidak hanya menjadi jargon kota besar, melainkan mengakar hingga ke pasar-pasar rakyat.

Sekretaris Direktorat Pengembangan Usaha UGM, Prof. Ir. Sang Kompiang Wirawan, turut menekankan pentingnya membangun kapasitas mahasiswa agar tangguh secara teknis dan manajerial. 

Menurutnya, era saat ini menuntut lulusan yang luwes, mampu bekerja lintas disiplin, dan berorientasi pada solusi inovatif.

Kategori :