Namun bagi Deru, keberhasilan tidak cukup diukur dari angka maupun prestasi semata.
BACA JUGA:Mendunia Lewat Palembang! Pelabuhan Modern Ini Jadi Tumpuan Ekspor Kopi, Karet, dan Batu Bara
Rumah tahfidz, menurutnya, bukanlah sekadar bangunan fisik, tetapi tempat menanamkan nilai dan karakter.
Ia menyebutnya sebagai “barometer spiritual” yang menjadi benteng moral di tengah arus deras modernisasi.
“Pembangunan Sumsel bukan hanya tentang jalan dan jembatan, tetapi juga tentang membangun jiwa.
Rumah tahfidz adalah tempat membentuk generasi yang berakhlak dan cerdas.
BACA JUGA:Pelabuhan Canggih di Palembang Jadi Simbol Ekonomi Baru Indonesia: UMKM Tancap Gas ke Pasar Dunia!
BACA JUGA:Pelabuhan Modern Palembang: Gerbang Ekspor Baru yang Siap Ubah Sumsel Jadi Raksasa Logistik Asia!
Ini adalah investasi jangka panjang menuju Indonesia Emas 2045,” tegasnya.
Peresmian TPA/TPQ Plus Tahfiz Qur’an Al-Hayza ini menjadi penegasan atas arah pembangunan Sumsel yang holistik. Hadirnya lembaga-lembaga pendidikan keagamaan semacam ini bukan hanya menjawab kebutuhan spiritual masyarakat, tetapi juga memperkuat sendi-sendi kehidupan berbangsa yang berlandaskan nilai keislaman dan kearifan lokal.
Di hadapan Walikota Prabumulih H. Arlan, Wakil Walikota Franky Nasril, dan para tokoh masyarakat yang turut hadir, Herman Deru menekankan bahwa tanggung jawab mencetak generasi Qur’ani tidak bisa hanya dibebankan pada pemerintah atau lembaga pendidikan.
Ini adalah tanggung jawab kolektif, dari keluarga, masyarakat, hingga institusi keagamaan.
BACA JUGA:Tanjung Carat: Pelabuhan Laut Dalam Rp12 Triliun yang Siap Ubah Sumsel Jadi Singapura Baru!
BACA JUGA:Tol Solo-Yogyakarta Mempercepat Tujuan Dua Kota Penting
“Kalau kita ingin menghindarkan generasi kita dari krisis moral, maka pendidikan karakter harus menjadi prioritas bersama,” ucapnya.