Hutan mangrove yang membentang luas di kawasan ini bukan hanya tempat hidup berbagai spesies, tetapi juga berrperan besar dalam menahan abrasi pantai dan menyerap emisi karbon secara alami.
BACA JUGA:Bukan Hutan Buatan Tapi Alami, Taman Nasional Sembilang! Permata Alam Memikat di Sumsel!
Mangrove juga menjadi tempat berkembang biaknya ikan-ikan laut dan udang, menjadikannya sumber ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat pesisir.
Rawa Gambut: Gudang Karbon Dunia dari Tanah Sumsel
Bersamaan dengan mangrove, kawasan seperti Ogan Komering Ilir (OKI) dan Banyuasin menjadi lokasi penting bagi rawa gambut tropis, salah satu ekosistem paling efisien dalam menyerap karbon di atmosfer.
Sayangnya, potensi luar biasa ini diiringi oleh ancaman serius seperti:
Pembakaran lahan ilegal
Alih fungsi jadi kebun monokultur
Pengeringan rawa demi proyek pembangunan
Untuk menanggulangi ini, pemerintah bersama mitra internasional kini tengah menggalakkan program rehabilitasi gambut dan restorasi hutan berbasis masyarakat.
Aktivitas Ekowisata yang Edukatif & Berkelanjutan
BACA JUGA:Taman Nasional Sembilang: Surga Burung Migran, Hutan Mangrove, dan Rawa Gambut di Sumsel!
Taman Nasional Sembilang juga membuka pintu bagi wisatawan melalui konsep ekowisata edukatif*. Beberapa aktivitas favorit antara lain:
Susur sungai di jalur mangrove
Pengamatan burung migran internasional