BACA JUGA:Komitmen Dukung Swasembada Energi, PHE Sumbang 69% Total Produksi Minyak Nasional
Salah satu teknologi unggulan dalam program ini adalah “Simbah Dorita”, yang memanfaatkan teknologi Pall Ring dan tandan kosong sawit untuk mengolah limbah cair rumah tangga menjadi air irigasi alternatif.
Teknologi ini mampu menghemat 1.500 liter air per hari serta menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 2,76 ton CO₂eq per tahun.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa program Meli Mentari memperoleh Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) sebesar 80,31% (kategori “Baik”) dan Social Return on Investment (SROI) sebesar 2,06—artinya setiap Rp1 yang diinvestasikan menghasilkan dampak sosial senilai Rp2,06. Sebagian besar dampak berasal dari sektor ekonomi (66%).
Program-program TJSL PHE Jambi Merang turut berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 1 (Tanpa Kemiskinan), SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), serta SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).
“Kami percaya keberlanjutan bukan sekadar jargon, melainkan kerja nyata yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat dan lingkungan.
Apresiasi ini menjadi penyemangat bagi kami untuk terus menghadirkan program berdampak yang bertumbuh bersama potensi lokal,” ujar Iwan Ridwan Faizal, Manager CID Regional 1.
Lewat pendekatan agrosociopreneurship yang inklusif dan inovatif, PHE Jambi Merang membuktikan bahwa pembangunan berkelanjutan dimulai dari akar rumput—dengan teknologi yang tepat, kolaborasi komunitas, dan visi jangka panjang yang berani.
Upaya ini tidak hanya menciptakan dampak sosial dan lingkungan, tetapi juga membuka jalan bagi transformasi desa menuju masa depan yang lebih sehat dan produktif.