Banyak orang, termasuk muslim tidak mengetahui siapa Ibnu Al-Haitam.
Tapi di barat dan eropa, nama Ibnu Al-Haitam sangat terkenal dan sejajar dengan nama ilmuan tenar seperti Newton, Gali Leo.
BACA JUGA:Sasar Anak Muda dengan Fitur Kamera Canggih
Karena Ibnu Al-Haitam adalah peletak dasar ilmu tentang cahaya yang di barat dia mendapat julukan The Father of Optics.
Pada tahun 2015, UNISCO menggelar acara International Year og Light yang ditujukan untuk mengenang 1.000 tahun karya Al-Haitam.
Salah satu temuan Al-Haitam yang paling berguna dan merovolusi pandangan ilmu pengetahuan kala itu soal bagaimana cara mata manusia bekerja.
Sebelum teori Al-Haitam, ilmuan barat Plato berpendapat bahwa mata mengeluarkan sinar ke arah objek supaya bisa melihat.
BACA JUGA:Kamera Ciamik Harga Rp 2 Juta-an
Teori Plato inilah kemudian dibantah oleh Ibnu Al-Haitam dengan mengatakan bahwa justru matalah yang menangkap pantulan cahaya sehingga seseorang atau manusia bisa melihat.
Untuk memperkuat pernyataannya itu, Ibnu Al-Haitam memetakan bagian-bagian mata yang berfungsi masuknya cahaya seperti airies, upil, cornia, retina.
Agar tidak hanya sebatas berteori, Ibu Al-Haitam kemudian bereksperimen.
Dari sinilah titik awal penemuan kamera yang pada zaman itu disebut dengan Camera Obscura.
Informasi tambahan, bahwa Camera (kamera) itu berasal dari bahasa latin yang berarti ‘Ruangan’, dan Obscura itu berarti ‘Gelap’.
BACA JUGA:PAMA Safari Ramadhan Menebar Kebaikan Meraih Keberkahan
Jadi, Camera Obscura (kamera obskura) artinya adalah Ruangan Gelap.
Sampai disebut dengan Camera Obscura karena ketika Ibnu Al-Haitam bereksperimen dilakukannya di dalam ruangan gelap di dalam ruangan penjara.