Meskipun dalam riwayat berbeda menurut pakar tafsir Manna' Al-Qoththan mengambil jalur riwayat dari Sahabat Abu Salamah dari Jabir ayat pertama turun secara sempurna adalah surat Al-Mudatsir, namun jumhur ulama mengatakan bahwa ayat pertama turun adalah "Iqro' " yang bermakna "bacalah".
Dalam tarikh Islam, budaya literasi Al-qur'an sudah sangat akrab dikalangan umat Islam generasi pertama.
Saat Rasulullah membacakan ayat-ayat Al-qur'an yang turun para sahabat dengan antusias mendengarkannya dengan saksama kemudian menghafal, juga menuliskannya.
Ada yang ditulis di pelepah-pelepah pohon kurma, tulang-tulang unta, batu-batu, pohon kayu dan lain sebagainya.
Saat itu bahkan Rasulullah melarang para sahabat untuk menulis hadits, karena khawatir tercampur dengan penulisan wahyu.
Hemat penulis, ummat Islam harus memiliki budaya literasi yang tinggi, terlebih apabila di hubungkan dengan literasi Al-qur'an.
Budaya literasi yang dimaksud adalah memiliki keterampilan membaca dan memahami teks yang ada didalamnya.
al ini tidak berarti hanya membaca dan menghafalkan saja, namun lebih kepada memahami makna dan pesan-pesan yang terkandung di dalam kitab suci Al-Qur'an.
Sehingga pesan-pesan Al-qur'an dapat aplikatif dan membumi kemudian bisa diamalkan secara bertahap, sebagaimana para salaf mengamalkan Al-qur'an.
Dalam sejarah Islam, Al-Qur'an dan literasi saling berhubungan satu sama lain.
Surat Al-Alaq yang merupakan wahyu pertama kali turun di Gua Hira' (meski ada riwayat lain yang menyebut surat pertama turun secara utuh adalah surat Al-Mudatsir) yang berarti "bacalah" menjadi dasar lahirnya budaya literasi, yaitu kemampuan membaca dan menulis dikalangan umat Islam.
Al-qur'an mengajarkan pentingnya membaca, menulis, dan pentingnya memahami Ilmu pengetahuan.
Wahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah "membaca", bukan perintah sholat, bukan perintah zakat, puasa dan haji.
Mengapa, karena sholat, zakat puasa dan haji sekalipun tak akan ada maknanya apabila tidak disertai ilmu pengetahuan yang cukup tentangnya.
Hal ini mengisyaratkan betapa umat Islam sangat dianjurkan untuk mendalami pengetahuan, baik pengetahuan yang bersifat wajib 'ain, seperti belajar tentang aqidah dan ibadah maupun pengetahuan yang bersifat fardhu kifayah seperti sains dan pengetahuan umum lainnya.
Pengetahuan yang cukup mengenai ilmu-ilmu tersebut hanya dapat di peroleh dengan keterampilan literasi membaca.