Luhut Presiden

Rabu 08 Nov 2023 - 22:53 WIB
Reporter : superadmin
Editor : Supri

Saya tahu jam itu Robert Lai lagi sibuk dengan Dorothy, istrinya. Mereka ke dokter di jam yang sama. Saya mencegahnya memaksa menjemput. Kan ada Meiling.

 

Masih ada waktu satu jam. Saya dibawa ke kampung Arab. Makan paha kambing panggang. Roti maryam. Teh tarik. Restonya persis di seberang Masjid Sultan –berkapasitas 5000 orang. 

 

Dulunya istana Singapura di sebelah masjid itu. Boleh dikata inilah ''kota bisnis'' pertama Singapura di masa lalu. Sebelum belakangan bergeser ke Orchard Road.

 

Di rumah sakit saya dijemput dokter Pak Luhut di lobi. Tinggi. Ganteng. Muda. Badan langsing berotot. Dari Jakarta. Alumni UKI. Ahli fisioterapi.

 

Saya tidak punya kartu pembuka penyekat lobi. Maka harus ada yang menjemput.

 

Untuk naik ke lantai 8. Di lobi saya tidak bertemu orang Indonesia satu pun. Beda dengan di RS Mount Elizabeth. Tidak sengaja tertabrak pun pasti itu orang Indonesia.

 

Saya hafal rumah sakit ini: pernah dirawat di sini satu minggu. Sekitar 17 tahun lalu. Waktu itu saya baru selesai operasi transplantasi hati di Tianjin. Berhasil.

 

Dalam perjalanan pulang saya diminta periksa dulu di rumah sakit ini. Akan dicek apakah transplant-nya berhasil bagus. Yang meminta begitu Madam Hoching, istri perdana menteri Singapura. Dia pula yang menanggung segalanya.

BACA JUGA:Kasus Korupsi Proyek BTS 4G Johnny Plate Rugikan Negara Rp 6,2 T

 

Kategori :

Terkait

Kamis 18 Apr 2024 - 20:30 WIB

Nilai 70

Rabu 08 Nov 2023 - 22:53 WIB

Luhut Presiden