Anne Purba menambahkan bahwa proyek pembangunan di sektor Kereta Api Logistik Lahat-Muara Enim-Prabumulih-Tarahan/Lampung dan Prabumulih-Kertapati/Palembang merupakan salah satu dari Proyek Strategis Nasional sesuai dengan Perpres RI Nomor 109 Tahun 2020, tanggal 17 November 2020.
BACA JUGA:Kemacetan Kendaraan di Jalan Simpang Belimbing Muara Enim Kian Parah, Kenapa? Lakukan Persiapan!
Sehingga KAI akan berkomitmen bersama stakeholders lainnya menyelesaikan Proyek Strategis Nasional ini dengan sebaik-baiknya.
Pada tahun 2024 hingga bulan Juni, KAI telah menyelesaikan pengembangan prasarana seperti pembangunan jalur V, VI dan Badug.
Serta pendukung Depo Simpang Tahap 3 Wilayah Divre III Palembang, penataan Emplasemen Kramasan Wilayah Divre III Palembang, persinyalan elektrik dan intermediate block Sumatera Selatan Lintas Prabumulih-Simpang Tahap 2, perbaikan fasilitas GOR Muaraenim, dan penanganan longsor Bangunan Hikmat (BH 925).
Adapun pengembangan prasarana yang masih dalam tahap penyelesaian pada tahun ini di antaranya fasilitas operasi kereta api Stasiun Kramasan.
BACA JUGA:Anggota Satlantas Atasi Kemacetan di Perlintasaan Rel Kereta Api Simpang Belimbing
Pembuatan Overpass BH 925 untuk mendukung pembangunan double track antara Muaraenim-Banjarsari.
Peron tinggi jalur V-VI baru Emplasemen Muara Enim, finalisasi double track Muara Enim-Muaralawai, fasilitas operasi kereta api double track Muara Enim-Muaralawai.
Pengembangan Depo Lokomotif Kertapati, perpanjangan 1 Jalur SF 60 Emplasemen Stasiun Lahat dan fasilitas operasi kereta api wilayah Divre III Palembang serta pengembangan prasarana lainnya demi mendukung angkutan barang di Sumbagsel berjalan dengan efektif dan efisien.
Sementara dalam hal sarana untuk mendukung angkutan barang di Sumbagsel, KAI telah mendatangkan 36 lokomotif pada tahun 2021.
BACA JUGA:Turunkan Tim Pengurai Kemacetan
Selama 2021 sampai 2022 KAI juga telah mendatangkan 480 Unit Gerbong Terbuka dengan kapasitas 50 Ton dan 225 Unit Gerbong Datar (GD) kapasitas 54 Ton.
“KAI berharap dengan investasi yang gencar dilakukan pada pengembangan angkutan batubara di Sumatera Bagian Selatan dibarengi dengan penerapan good corporate governance (GCG) akan dapat berkontribusi dalam menjaga ketahanan energi nasional,” tutup Anne. (*)