Opung juga sangat kecewa di akhir konvensi itu: tidak diumumkan hasilnya. Ia lebih kecewa dari saya. Justru saya yang terus menyabarkan hatinya.
''Saya tidak apa-apa, Opung. Sudah takdir saya,'' kata saya pada beliau.
Saya memang tidak sekali pun berkomentar soal akhir konvensi itu di media. Saya selalu bisa menerima takdir saya.
Opung adalah jenderal yang sangat intelektual. Bacaannya luar biasa. Ia juga sangat pandai berpidato. Dalam pidatonya Opung sangat pandai mengambil hati orang dari atas podium.
Opung juga selalu menjadi ketua panitia Natal Bersama. Natal secara nasional. Presiden SBY selalu hadir. Acaranya selalu meriah.
Banyak yang mengira Opung punya saham di banyak perusahaan. Saya bersaksi: tidak sedikit pun ia punya saham di perusahaan mana pun milik orang-orang yang dibantunya.
Hidupnya tidak untuk uang –meski ia tidak pernah kekurangan uang. Njoo juga menilai Opung itu ''bodoh'' dalam hal uang.
Njoo merasa bersalah tidak mengantar Opung ke Balige. Tiga hari lalu Njoo nekat akan ke Balige. Mamanya menahannya. Njoo harus menunggu jenazah ayah kandung yang disemayamkan di Grand Heaven, Pluit, Jakarta.