Oleh: Arin Zahra Dzakirah (SMK Bukit Asam)
KORANENIMEKSPRES.COM - Ketika membahas era digital, apa yang pertama kali terlintas di benak Anda? Kemajuan? Kemudahan? Teknologi? Modernisasi? Virtual? Hampir semua orang mungkin berpikir demikian.
Dan memang benar, kita kini hidup dalam era digital, dari yang muda hingga yang tua, hampir mustahil tidak mengenalnya sama sekali.
Namun, istilah "pedang bermata dua" sangat tepat menggambarkan dunia di era digital saat ini.
Sebelum kita menatap dunia luar, bangsa kita terlebih dahulu perlu melakukan introspeksi, karena kemajuan yang kita rasakan sekarang ternyata terperangkap dalam jerat kemunduran. Mengapa demikian?
Bayangkan seorang pelajar yang tengah duduk menatap layar komputer yang cerah dan penuh warna itu ternyata menyimpan kegelapan dan bahaya, sebuah dunia judi online yang semakin marak di era digital.
Kemajuan teknologi yang seharusnya berdampak positif justru menjadi dampak sebaliknya yang dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk tujuan yang merugikan.
Judi adalah aktivitas taruhan dengan mempertaruhkan sesuatu yang berharga di mana hasilnya bergantung pada keberuntungan.
Dalam sejarah Indonesia, judi sudah ada sejak zaman dahulu, pada zaman itu perjudian dilakukan secara tradisional, seperti dadu, sabung ayam, taruhan pertandingan, atau permainan kartu.
BACA JUGA:Judi Online: Musuh Utama Pelajar
Seiring perkembangan zaman, bentuk perjudian pun mengalami transformasi.
Pemerintah Indonesia saat ini mulai menindak perjudian dengan serius, karena dianggap merusak moral masyarakat.
Meskipun demikian, perjudian tetap berkembang secara sembunyi-sembunyi. Kini, dengan adanya internet, perjudian menemukan bentuk baru yang lebih sulit untuk diawasi, yaitu melalui platform digital atau judi online (judol), yang membuat transaksi dan kegiatan judi semakin mudah.
Hal ini menjadikan judi online semakin tumbuh dengan subur, terutama dikalangan remaja dan pelajar yang rentan terhadap pengaruh negatif dari lingkungan digital.